Askep Glomerulonefritis

BAB I

KONSEP MEDIS

1.1.    DEFENISI

Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Peradangan dimulai dalam gromleurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria. Meskipun lesi utama pada gromelurus, tetapi seluruh nefron pada akibatnya akan mengalami kerusakan, sehingga terjadi gagal ginjal. Penyakit yang mula-mula digambarkan oleh Richard Bright pada tahun 1827 kini diketahui merupakan kumpulan banyak penyakit dengan banyak sekali etiologi, meskipun respon imun agaknya menimbulkan beberapa bentuk glomerulonefritis

1.2. ETIOLOGI

 Ada beberapa penyebab glomerulonefritis akut, tetapi yang paling sering ditemukan disebabkan lantaran infeksi dari streptokokus, penyebab lain diantaranya:
     Bakteri : streptokokus grup C, meningococcocus, Sterptoccocus Viridans, Gonococcus, Leptospira, Mycoplasma Pneumoniae, Staphylococcus albus, Salmonella typhi dll
     Virus : hepatitis B, varicella, vaccinia, echovirus, parvovirus, influenza, parotitis epidemika dll
     Parasit : malaria dan toksoplasma

1.3.    MANIFESTASI KLINIK

Gambaran klinis yang terdapat pada persoalan glomerulonefritis bermacam-macam:
1.    Hematuria
2.    Urine tampak kemerah-merahan atau menyerupai kopi
3.    Edema ringan yang terbatas di sekitar mata
4.    Oliguria
5.    Demam/menggil
6.    Pucat
7.    Konstipasi/ diare.
8.    Dysuria

1.4.    PATOFISIOLOGI

Sreptococcus yang mengakibatkan kerusakan  diduga terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap suatu antigen khusus yang merupakan unsur membran plasma sterptokokal spesifik. Terbentuk kompleks antigen-antibodi didalam darah dan bersirkulasi kedalam glomerulus tempat kompleks tersebut secara mekanis terperangkap dalam membran basalis.selanjutnya komplomen akan terfiksasi menimbulkan lesi dan peradangan yang menarik leukosit polimorfonuklear (PMN) dan trombosit menuju tempat lesi. Fagositosis dan pelepasan enzim lisosom juga merusak endothel dan membran basalis glomerulus (IGBM). Sebagai respon terhadap lesi yang terjadi, timbu proliferasi sel-sel endotel yang diikuti sel-sel mesangium dan selanjutnya sel-sel epitel. Semakin meningkatnya kebocoran kapiler gromelurus mengakibatkan protein dan sel darah merah sanggup keluar ke dalam urine yang sedang dibuat oleh ginjal, menimbulkan proteinuria dan hematuria. Agaknya kompleks komplomen antigen-antibodi inilah yang terlihat sebagai nodul-nodul subepitel pada mikroskop elektron dan sebagai bentuk granular dan berbungkah-bungkah pada mikroskop imunofluoresensi, pada investigasi cahaya glomerulus tampak membengkak dan hiperseluler disertai invasi PMN.

1.5.    PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium :
1. Darah : ureum, kreatinin, elektrolit, serta osmolaritas.
2. Urin : ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, dan berat jenis.
3. Kenaikan sisa metabolisme proteinureum kreatinin dan asam urat.
4. Gangguan keseimbangan asam basa : asidosis metabolik.
5. Gangguan keseimbangan elektrolit : hiperkalemia, hipernatremia atau hiponatremia, hipokalsemia dan hiperfosfatemia.
6. Volume urine biasanya kurang dari 400 ml/24 jam yang terjadi dalam 24 jam setelah ginjal rusak.
7. Warna urine : kotor, sedimen kecoklatan mengambarkan adanya darah, Hb, Mioglobin, porfirin.
8. Berat jenis urine : kurang dari 1,020 mengambarkan penyakit ginjal, pola : glomerulonefritis, piolonefritis dengan kehilangan kemampuan untuk memekatkan; menetap pada 1,010menunjukan kerusakan ginjal berat.
9. PH. Urine : lebih dari 7 ditemukan pada ISK., nekrosis tubular ginjal, dan gagal ginjal kronik.
10. Osmolaritas urine : kurang dari 350 mOsm/kg mengambarkan kerusakan ginjal, dan ratio urine/serum sering 1:1.
11. Klierens kreatinin urine : mungkin secara bermakna menurun sebelum BUN dan kreatinin serum mengambarkan peningkatan bermakna.
12. Natrium Urine : Biasanya menurun tetapi sanggup lebih dari 40 mEq/L jikalau ginjal tidak bisa mengabsorbsi natrium.
13.Darah
1. Hb. : menurun pada adanya anemia.
2. Natrium : Biasanya meningkat tetapi dengan bervariasi.

1.6.  KOMPLIKASI

1.    Oliguria
2.     Insufisiensi ginjal akut
3.    Hiperkalemia,
4.    Hiperfosfatemia
5.    Hidremia
6.    Pembesaran jantung
7.    Gagal jantung
8.    Anemia
9.    Retensi urine

1.6.    PENATALAKSANAAN MEDIS

Tidak ada pengobatan yang khusus yang mensugesti penyembuhan kelainan di glomerulus.

1. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu. Dulu dianjurkan istirahat mutlak selama 6-8 ahad untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk menyembuh. Tetapi penyelidikan terakhir menyampaikan bahwa mobilisasi penderita setelah 3-4 ahad dari mulai timbulnya penyakit tidak berakibat jelek terhadap perjalanan penyakitnya.

2. Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini tidak mensugesti beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi menyebarnya infeksi Streptococcus yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin ini dianjurkan hanya untuk 10 hari, sedangkan pemberian profilaksis yang usang setelah nefritisnya sembuh terhadap bakteri penyebab tidak dianjurkan lantaran terdapat imunitas yang menetap. Secara teoritis seorang anak sanggup terinfeksi lagi dengan bakteri nefritogen lain, tetapi kemungkinan ini sangat kecil sekali. Pemberian penisilin sanggup dikombinasi dengan amoksislin 50 mg/kg BB dibagi 3 takaran selama 10 hari. Jika alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis.

3. Makanan. Pada fase akut diberikan masakan rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan rendah garam (1 g/hari). Makanan lunak diberikan pada penderita dengan suhu tinggi dan masakan biasa jikalau suhu telah normal kembali. Bila ada anuria atau muntah, maka diberikan IVFD dengan larutan glukosa 10%. Pada penderita tanpa komplikasi pemberian cairan diubahsuaikan dengan kebutuhan, sedangkan jikalau ada komplikasi menyerupai gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi.

4. Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian cairan dikurangi, pemberian sedativa untuk menenangkan penderita sehingga sanggup cukup beristirahat. Pada hipertensi dengan tanda-tanda serebral diberikan reserpin dan hidralazin. Mula-mula diberikan reserpin sebanyak 0,07 mg/kgbb secara intramuskular. Bila terjadi diuresis 5-10 jam kemudian, maka selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan takaran rumat, 0,03 mg/kgbb/hari. Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi lantaran memberi imbas toksis

5. Bila anuria berlangsung usang (5-7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah dengan beberapa cara contohnya dialisis pertonium, hemodialisis, bilasan lambung dan usus (tindakan ini kurang efektif, tranfusi tukar). Bila mekanisme di atas tidak sanggup dilakukan oleh lantaran kesulitan teknis, maka pengeluaran darah vena pun sanggup dikerjakan dan adakalanya menolong juga.

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

Format Pengkajian
Keperawatan Medikal Bedah
Nama mahasiswa    : Lm.Idrus
NIM        : 2009.020
Tempat praktek    : RSUD Kota Bau-Bau

ASKEP GLOMERULONEFRITIS
A. PENGKAJIAN
1.1 BIODATA :
a.    Identitas klien :
1)    Nama                 : Tn. I
2)    Tgl. Lahir / Usia        : 33 Tahun
3)    Jenis kelamin            : laki-laki
4)    Agama                : Islam
5)    Status perkawinan        : Kawin
6)    Pekerjaan            : PNS
7)    Pendidikan terakhir        : S-1
8)    Alamat    : jln.Sultan Hasanuddin
9)    Diagnosa medik        : TB Paru
10)    No. MR            : 0000923009
11)     Tgl. Masuk RS        : 14 oktober 2010
12)     Tgl. Pengkajian        : 15 oktober 2010

b.    Identitas penanggung jawab :
1)     Nama                 : Ny. D
2)    Usia                : 32 Tahun
3)    Jenis kelamin            : Perempuan
4)    Pekerjaan            : PNS
5)    Hubungan dgn klien        : Istri
6)    Alamat    : jln. Sultan Hasanuddin

1.    ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
a.    Keluhan utama    :
-Klien mengeluh nyeri ketika berkemih
b.    Keluhan yang menyertai keluhan utama :
-Klien  mengeluh nafsu makan
-Klien mengeluh pada ketika berkemih terdapat darah
-Klien mengeluh lemah
-Klien mengeluh demam

2.    RIWAYAT KESEHATAN :
a)    Riwayat kesehatan kini :
    Kronologis keluhan :
1)    Provacative
•    Apa yang mengakibatkan gejalah ?
Kebiasaan menahan-nahan kencing
•    Apa perjuangan yang sanggup mengurangi atau memperberat gejala:
                      Tidak menehan-nahan kencing
•    Apakah yang di lakukan sewaktu gejalah di rasakan :
Menahannya

2)    Quality :
•    Bagaimana gejalah dirasakan ?
 Klien merasa sakit pada tempat perut serpihan bawah(pubis)
•    Sejauh mana gejalah dirasakan kini ?
Sangat dirasakan dan tidak sanggup melaksanakan aktivitas.
3)    Regional
•    Dimana (area) lokasi gejalah terasa ?
Perut serpihan bawah(pubis)
•    Bagaimana sifat gejalah ?
Sementara(pada ketika kemih)
•    Apakah menyebar (radiasi)?
     Tidak

4)    Severity
•    Seberapa keparahan penyakit dirasakan?
 klien menyampaikan penyakit yang beliau rasakan sangat menggangu aktivitasnya
•    Berapa skala 1 s/d 10 (paling parah)?
Penyakit klien berada pada skala 7
5)    Timing
•    Kapan tanda-tanda mulai timbul ?
Tanggal 10 oktober 2010 Jam 09.00 pagi.
•    Bagaiman sifat timbulnya gejalah?
     Berangsur – angsur

b)    Riwayat kesehatan dahulu:
•    Penyakit yang pernah dialami : Asma brongkhial
•    Penyebab penyakit        : Kebiasaan merokok yang tidak terkontrol
•    Pernah dirawat/tempatnya    : Pernah/RSUD kota Bau bau
•    Lamanya dirawat        : 3 hari
•    Riwayat alergi            : Pasien ridak mempunyai alergi terhadap
                              apapun                               
-    Obat, jenis        : -
-    Makanan, jenis    : -
-    Minuman, jenis    : -.
•    Pengobatan terakhir yang pernah di berikan : Pengbatan Asma brongkhial
Pada RSUD kota Bau Bau 1 tahun yang lalu

c)    Riwayat kesehatan keluarga
•    Identifikasi banyak sekali penyakit keturunan : Keluarga klien tidak mempunyai Penyakit herediter
•    Identifikasi keluarga yang meninggal dan penyebab meninggalnya:
 Ayah klien meninggal lantaran kecelakaan bukan lantaran penyakit herediter
•    Identifikasi penyakit keluarga terhadap penyakit infeksi:
    Orang bau tanah (kakek/nenek)   : -
    Saudara kandung ayah/ibu: -
    Saudara kandung klien      : -
 Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral Askep Glomerulonefritis

13.    RIWAYAT PSIKOLOGIS :
a.    Psikologis:
-    Persepsi klien terhadap penyakitnya: sangat strees
-    Konsep diri klien: kurang percaya diri
-    Keadaan emosi: masih stabil
-    Kemampuan adaptasi: mulai berkurang
-    Mekanisme pertahanan diri: koping baik
Masalah: konsep diri klien kurang baik
b.    Social:
-    Hubungan antar keluarga          :Sangat baik
-    Hubungan dengan orang tua      :Sangat baik
-    Perhatian terhadap lawan bicara:Sangat baik
-    Kegemaran/hobby klien             :Baca koran
Masalah: tidak ada persoalan yang cukup serius untuk hubungan social pasien

4.    RIWAYAT SPIRITUAL:
-    Kegiatan keagamaan:Masih sering sholat
-    Keyakinan wacana ibadah:Klien sangat memegang teguh keyakinannya
-    Kayakinan tantang kesehatan: Klien selalu berdoa untuk kesembuhannya
-    Keyakinan wacana kesembuhan: Dengan izin Allah niscaya akan sembuh
Masalah: Sejauh ini tidak ada persoalan yang serius

5.    POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI:

1)    Nutrisi :
a)    Selera makan                 : Kurang
b)    Menu masakan sehari – hari         : Nasi, ikan, sayur, buah
c)    Frekuensi masakan sehari – hari     : 3 x 1 hari
d)    Makanan yang di sukai         : Soto ayam
e)    Makanan yang tidak di sukai         : Makanan berkuah
f)    Pembatasan pola makan         : Tidak ada diet khusus
g)    Jenis masakan pantang        : Makanan yang bersantan
h)    Penurunan senasi pengecap        : Ada
i)    Kesulitan mengunyah            : Tidak
Masalah    : Melakukan diet khusus dan selera makan berkurang
2)    Cairan :
a)    Jenis minuman yang di komsumsi dalam 24 jam     : Teh, air putih
b)    Frekuensi minuman dalam sehari             : 6 gelas perhari
c)    Kebutuhan cairan dalam 24 jam             : 8 gelas perhari
Masalah : asupan cairan kurang dari kebutuhan
3)    Eliminasi :
a)    BAB :
•    Kebiasaan BAB : baik, Tgl BAB terakhir 29 oktober,
•    Frekuensi : 1-2 kali perhari
•    Konsistensi : padat
•    Bau : tajam,  Warna: kuning.
•    Kesulitan : klien mangatakan tidak kesulitan BAB
Masalah: tidak adamasalah serius

b)    BAK :
•    Frekuensi : 6 kali perhari, Warna: kuning
•    Jumlah urin :1300cc/hari
•    Alat bantu : klien tidak memerlukan alat bantu
Masalah : tidak ada persoalan serius

4)    Istirahat tidur
a)    Jam tidur :
•    Malam            : pukul 22.00
•    Siang           : pukul 12.00
•    Jam gampang tidur      : pukul 12.00
•    Jam susah tidur    : pukul 21.00
b)    Penyebab tidur terganggu    : batuk yang terus menerus
c)     Kebiasan sebelum tidur     : membaca dan nonton TV
Masalah : mengalami gangguan tidur lantaran batuk

5)    Olah raga :
a)    Program olah raga         : joging
b)    Berapa usang melaksanakan     : 1 jam , Jenisnya: jalan santai
Masalah : klien tidak bermasalah dalam hal olah raga.
6)    Personal hygiene :
a)    Mandi : frekuensi : 2x perhari, tanpa derma orang lain
b)    Cuci rambut : frekuensi : tiap kali mandi menggunakan shampo
c)    Gunting kuku : frekuensi : sekali dalam seminggu
Masalah : tidak ada persoalan yang serius

7)    Aktivitas / Mobiltas fisik :
a)    Kegiatan sehari – hari : jenisnya : kekantor dan acara lain di rumah
b)    Bekerja sebagai apa: pegawai kantor
c)    Jumlah jam kerja: 7 jam
d)    Kesulitan gerakan tubuh : tidak ada kesulitan dalam bergerak
Masalah : tidak ada persoalan yang serius.
8)    Kebiasaan merokok, minum alkohol dan obat – obatan :
a)    Mulai merokok : semenjak umur 17 tahun, Jenis:rokok filter, banyak: 1bungkus sehari, Sejak kapan anda mulai merokok: klien menyampaikan mulai merokok semenjak duduk di dingklik Sekolah Menengan Atas dan semakin hari semakin tidak terkendali.
b)    Apakah anda minum minuman keras:
Klien menyampaikan kadang minum minuman keras bersama rekan kantornya atau ketika klien stress.
c)    Apakah anda kecanduan kopi :
Klien menyampaikan sangat suka minum kopi dan dalam sehari minum 3-4 gelas. Dan klien juga kadang minum minuman beralkohol.
d)    Apakah suka mengkomsumsi obat tanpa resep dari dokter :
Klien sering mengkonsumsi obat tanpa resep dokter menyerupai komix untuk mengurangi batuknya.
Masalah : klien kadang minum minuman beralkohol yang sanggup mengganggu kesehatannya dan suka minum obat tanpa resep dokter.

9)    Rekreasi :
a)    Bagaiman perasaan anda ketika bekerja : perasaan klien ketika bekerja terganggu dengan batuknya
b)    Berapa banyak waktu luang anda sehari : 14 jam
c)    Waktu luang anda dipakai untuk apa : istrhat dan rekreasi
d)    Apakah puas setelah rekreasi : cukup puas
e)    Apakah anda dan keluarga anda menghabiskan waktu senggang : klien selalu menghabiskan waktu luang dengan keluarga
Masalah : klien tidak mempunyai persoalan dalam hal rekreasi lantaran mempunyai banyak waktu luang untuk rekreasi dan kumpul dengan keluarga.

6.    PEMERIKSAAN FISIK :
1)    Keadaan umum :
a)    Tanda-tanda distrees : strees
b)    Penampilan dihubungkan dengan usia: masih cukup menarik
c)    Ekspresi wajah: murung
d)    Kesadaran: komposmetis E4,V5,M6=15
e)    BB: 45 kg, TB: 157cm, Gaya berjalan: baik
2)    Tanda-tanda vital:
-    Tekanan darah: mmHg    -   Suhu badan: 37˚C
-    Denyut nadi: dpm                      -   Pernapasan : x/menit

3)    Pemeriksaan sistem tubuh
1.    Sistem Pernapasan:
a.    Hidung: hidung klien simetris antra kiri dan kanan, terdapat secret pada susukan napas dan napasnya agak berbau serta bernapas dengan cuping hidung.
b.    Leher: tidak terdapat pembesaran kelenjar dan tumor pada leher.
c.    Dada: Bentuk dada: simetris, Bandingkan ukuran anterior posterior dengan transversal: ukurannya sama, Gerakan dada, apakah terdapat retraksi dada: ya, Otot bantu pernapasan: ikut berinteraksi, bunyi napas: mengi, Vokal premitus: wheezing
Kelainan: terdapat kelainan terdapat pada susukan napas dengan terdapatnya produksi secret pada susukan napas yang mengakibatkan gangguan jalan napas.
2.    Sistem Cardiovaskuler:
a.    Conjungtiva: tidak anemia
b.    Bibir: berwarna hitam bekerjasama dengan kebiasaan merokok
c.    Leher: arteri karotis: lemah, Tekanan vena jugularis: meningkat
d.    Dada: nyeri ketika batuk
e.    Ukuran jantung: normal, Ictus cordis: nampak
f.    Suara jantung: Bising aorta: tidak ada, Murmur: ada.
Kelainan: terasa nyari pada dada dan jantung berdebar-debar ketika batuk meningkat.
3.    Sistem pencernaan:
a.    Bibir: kering, Labio skisis: kering
b.    Mulut: Stomatitis: ya, Palato skisis:
c.    Jumlah gigi: 32, Gigi palsu: tidak ada, Caries: tidak
d.    Gaster: tidak. Nyeri: tidak, Gerakan peristaltic: normal
e.    Abdomen: Hati: tidak, Limpa: ada, Ginjal: normal
Faeses; normal
f.    Anus: tidak lecet, Haemoroid: tidak ada, Warna: kuning
Kelainan: tidak ada persoalan yang serius pada system pencernaan
4.    Sistem perkemihan
a.    Ginjal: Pembesaran: tidak ada, Nyeri: tidak, Lokasi: serpihan pinggang
b.    Kandung kemih:Pembesaran: tidak ada, Nyeri tekan: tidak
c.    Pembesaran prostat: tidak ada lantaran tiak punya prostat
d.    Fungsi susukan kemih: berfungsi dengan baik
e.    Edema: Palpebra: tidak ada, Ekstermitas atas: tidak ada
             Anasarka: tidak ada, ekstermitas bawah: tidak ada
Kelainan: tidak terdapat kelainan pada system perkemihan

5.    Sistem indera:
a.    Mata:
-    Sclera: tidak ikterus
-    Kelopak mata: normal, Bulu mata: ada, Alis: ada
-    Visus: normal
-    Lapang pandang: normal
-    Secret: tidak ada, Warna: -
-    Pnggunaan alat bantu: tidak ada
Kelainan: tidak terdapat kelaina pada mata
b.    Hidung:
-    Penciuman: normal, Perih hidung: tidak, Trauma: -, Mimisan: tidak
-    Secret yang menghalangi penciuman: tidak ada
Kelainan: tadak terjadi kelainan pada bentuk dan fungsi hidung
c.    Telinga:
-    Keadaan daun telinga: normal, Kanal auditorius: bersih, Serumen: tidak ada
-    Fungsi pendengaran: normal, Membran timpani: berfungsi dengan baik

6.    Sistem saraf:
a.    Fungsi cerebral: normal
b.    Fungsi cranial: normal
c.    Fungsi motorik: Masao otot: normal, Tonus otot: normal
Kekuatan otot: normal
d.    Fungsi cerebellum: Koordinasi:normal, Keseimbangan: normal
e.    Refleks:Bisep: normal, Trisep: normal,Patela: normal, Babinski: normal
Kelainan: tidak ada kelainan pada system saraf 
7.    Sistem musculoskeletal:
a.    Kepala: Bentuk: bundar, Gerakan: normal
b.    Vertebra: bentuk tulang belakang normal
Gerakan: normal, ROM: normal, Fungsi gerak: baik
c.    Pelvis: Gaya jalan: baik, Gerakan: baik
ROM: baik, Trendelemberg tes: bisa
d.    Sendi: Kemampuan pergerakan sendi: bebas
e.    Lutut: Bengkak: tidak Kaku: tidak, Gerakan: baik
mc.murrary test:tidak, Ballottemant test: tidak
f.    Kaki: Bengkak: tidak, Gerakan: baik, ROM: normal
Kelainan: tidak ada kelainan pada system musculoskeletal

8.    Sistem integumen:
a.    Warna kulit: Ikterik: tidak, Cyaosis: iya, Pucat: iya, Kemerahan: tidak, Pegmentasi: tidak
b.    Kelembaban kulit: Hangat: iya, Panas: iya, Dingin kering: tidak, Dingin berair : tidak
c.    Turgor: baik
d.    Jenis lesi kulit : tidak ada
Kelainan: adanya syanosis dan kemerahan

9.    Sistem endokrin:
a.    Kelenjar tyroid: tidak ada
b.    Ekskresi urine: Polyuria: tidak
c.    Suhu tubuh: tidak seimbang
d.    Keringat: kurang
e.    Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik:
-    Pertumbuhan ukuran kepala, tangan dan kaki pada masa dewasa: baik, Kekeringan kulit atau rambut: tidak, Exothalamus: tidak, Goiter: tidak, Hypoglikemia: tidak, Tidak toleransi terhadap: toleransi, Kelemahan: tidak
            Kelainan: tidak ada kelainan pada system endokrin
10.    Sistem reproduksi:
a.    Pria :
Testis : tidak terdapat kelainan
Skrotum : normal
Penis : normal
Kebersihan : klien menjaga kebersihan organ reproduksinya

            Kelainan: tidak ada kelainan pada system reproduksi
11.    Sistem imun:
a.    Alergi: klien tadak alergi terhadap apapun
b.    Penyakit yang bekerjasama dengan perubahan cuaca: tidak ada
c.    Riwayat transfusi darah: tidak pernah
Kelainan: tidak ada kelainan pada system imun.

1.2 Pengumpulan data
    1.Demam/Suhu tubuh meningkat 38˚c
    2.Klien mengeluh tubuhnya panas
    3.Klien menyampaikan kencingnya sedikit
    4.Oliguria
    5.Dysuria
    6.Klien tampak meringis ketika berkemih
    7.Klien mengtakan nyeri pada perut serpihan bawah ketika berkemih
    8.Keluaga klien menyampaikan klien cemas
    9.Klien nampak gelisah
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

Diagnosa I
Nyeri bekerjasama dengan kerusakan memban mukosa susukan kemih di tandai dengan :
DS:
Klien mengtakan nyeri pada perut serpihan bawah ketika berkemih
DO:
Klien tampak meringis ketika berkemih
Diagnosa II
Hipertermi bekerjasama dengan proses inflamasi ditandai dengan
Ds:
Klien menyampaikan tubuhnya panas
Do:
Demam/suhu tubuh meningkat 38˚c

Diagnosa III
Ds:
.Klien menyampaikan kencingnya sedikit
Do:
Gangguan perfusi jaringan bekerjasama dengan proliferasi sel pada kapsula bowman di tandai dengan:
Oliguria

Diagnosa III
Cemas bekerjasama dengan perubahan status kesehatan di tandai dengan:
Ds:
Keluaga klien menyampaikan klien cemas
Do:
Klien nampak gelisah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Askep Glomerulonefritis"

Post a Comment