Laporan Pendahuluan Diabetes Millitus 2

 Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan sistem endokrin yang sering menyerang anak usi LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MILLITUS 2LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
PADA KASUS DIABETES MILLITUS

Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan sistem endokrin yang sering menyerang anak usia sekolah.

PATHOGENESIS
Disfungsi dari sel – sel beta pulau langerhans di panereas yang sanggup disebabkan oleh adanya tumor, pangkreatitis, penggunaan Corticosteroid yang akan mengganggu sekresi insulin. Tiga imbas utama gangguan / kekurangan insulin  :
Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel – sel tubuh dengan akhir peningkatan konsentrasi glukosa darah.
Peningkatan konkret mobilisasi lemak dari tempat – tempat penyimpanan lemak mengakibatkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler.
Pengurangan protein dalam jaringan tubuh. Dapat juga defisit insulin akan terjadi perubahan metabolic : Transport glukosa yang melintasi membran sel – sel berkurang. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
Glikolisis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati dicurahkan kedalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurahkan kedalam darah dari hasil pemecahan asam amino dan lemak sehingga mengakibatkan konsetrasi glukosa melebihi ambang ginjal, maka timbul glukosuria. Glukosuria ini akan menimbulkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poli uri) akan timbul rasa haus (polidipsi), lantaran kalori negatif dan berat tubuh berkurang rasa lapar semakin besar (palipagi) mungkin timbul sebagai akhir kehilangan kalori.
Pada anak Diabetes terjadi rata – rata, penurunan produsi insulin akan berakibat penurunan kemampuan memperoleh energi yang berasal dari nutrisi yang dibutuhkan oleh anak. Karena kehilangan berat tubuh dan pertumbuhan yang lambat, adonan kegagalan akan memambah berat tubuh dan mengurangi energi secara datang – datang yang akan membawa perhatian kesehatannya seberapa jauh. Anak mungkin melihat kesehatannya dari tanda-tanda hingga terlihat jelas.
Gejala – tanda-tanda tersebut biasanya disertai dengan penurunan berat tubuh atau kegagalan untuk memambah berat tubuh dan kekurangan energi. Gejalanya biasanya terjadi secara datang – tiba. Jika seorang anak tidak tampak adanya gejala, dan mengarah kediagnos, mungkin gangguan tersebut akan berkembang pada asidosis Diabetes lantaran tidak adekuatnya produksi insulin, karbohidrat tidak sanggup digunakan sebagai materi bakar penghasil energi,  kemudian lemak dimobilisir untuk energi yang proses oksidasinya tidak lengkap, akan menghasilkan ketone bodies (acetone, acid diacetid, oxybatyric acid) terjadi penumpukan keton bodies siap di ekskresi ke dalam urine, tetapi di dalam ekresi akan mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan yang mengakibatkan acidosis dengan karakteristik.

GEJALA
Pada timbul dibetes mellitus ada rasa haus, penurunan berat badan, kencing banyak, lesu dan ngompol waktu malam. Gejala – tanda-tanda ini mampak selama beberapa minggu.
Ketoasidosis yang nampak pada anak harus diperlakukan sebagai keadaan gawat dan anak harus dirawat dirumah sakit.
Insulin komponen tunggal berisi porsin murni (misalnya Actrapid MC atau Leo Neutral) diberikan melalui infus pelan menggunakan pompa infus yang memperlihatkan 2,5 atau 5 unit perjam secara teratur tergantung usia anak. NaCl 0,9 ? diberikan secara intravena hingga gula darah mendekati harga normal (11 mmo1/1) kemudian diganti dengan NaCl 0,45 % ditambah Dekstrosa 5 %. Natrium bikarbonat dan garam kalium ditambahkan kalau perlu.
Pada penyembuhan secara sedikit demi sedikit diberikan diet yang sesuai tergantung usia anak. Insulin diberikan sesuai hasil investigasi air kencing sebelum makan. Dalam waktu singkat anak makan ibarat biasa dan sanggup dimulai dengan insulin “ long acting “ sebagai pengobatan pemeliharaan.
Rapitard MC (Novo) 1 atau 2 kali sehari atau adonan ibarat :
Monotard MC (Novo) + Actrapid MC (Novo) pagi hari atau
Leo Retard + Leo Neutral pada pagi hari
Anak usia 6 tahun keatas sanggup diajar menggunakan insulinnya dengan pengawasan ibunya. Tempat suntikan dipindah setiap hari dari depan / sisi lateral pada mengikuti rujukan tertentu. Mereka harus mengusut air kencing mereka setengah jam sebelum makan. Kandung kencing harus dikosongkan setengah jam sebelum mendapat materi investigasi yang menggambarkan glukosa darah waktu itu.
Glukose merupakan sumberenergi utama untuk sel. Insulin merupakan kemudahan peningkatan glukosa intravaskuler melalui muskulus dari cell lemak, memfasititasi penyimpanan glukosa menjadi glikogen didalam liver dan sel muskulus dan secara tidak pribadi mencegah metabolisme lemak, kekurangan insulin berperan penting terjadinya hyperglikemia lantaran glucosa intravascular tidak akan masuk ke dalam sel. Lever merespon kekurangan glukosa intraselluler melalui glukoncogenesis dan glyconolysis dan lebih lanjut akan memperberat hyperglikemia. Hyperglikemia mengakibatkan diuresis osmotic yang berlanjut kehilangan cairan ekektrolit dan rata – rata akan terjadi dehidrasi.
Ketidakmampuan glukosa masuk ke sell, memacu katabolise di proses katabolisme tubuh menggunakan lemak dan protein sebagai energi dan walaupun intake makanan meningkat terjadi penurunan berat badan. Ketika lemak digunakan sebagai energi, liver merubah peningkatan lemak bebas didalam darah menjadi ketone bodies. Penumpukan sirkulasi akumulasi keton bodies akan mensugesti PH darah yang akan mensugesti ketoacidasi. Selama acidosis potassium (kalium) tubuh menurun secara signifikan. Tanda – tanda kenaikan aceton dan ketoacid ialah pernafasan berbau buah – buahan, kussmaul, nyeri abdominal, muntah. Saat terjadi muntah cairan banyak keluar dan terjadi gangguan keseimbangan dan dibutuhkan peningkatan intake, dan kondisi anak sanggup lebih cepat memburuk.
Anak dengan diabetes dengan riwayat poliuri, polidipsi, poliphagia dan penurunan berat badan, banyak yang mengalami ketoacidosis. Anak dengan diabetes ketoacidosis dengan tanda – tanda klasik dan hyperglikemia (glokusa darah lebih dari 300 mg / dl), ketonemia, acidosis / PH < 7.30, bicarbnat < 15 mEq / 1, glucosuria, ketonuria.
Fokus treatment anak dengan diabetes keseimbangan metabolisme. Treatment jangka panjang berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan memberi tekanan tidak bergantung dan mengurangi imbas psychososial. Treatment termasuk pendidikan anak dan keluarga untuk monitoring glukosa, dukungan insulin, diet, exercise, management, hyperglydemia dan hypoglikemia.

DIAGNOSIS
Hati – hati obsevasi tanda-tanda / tanda di dalam anggota keluarga yang memiliki riwayat Diabetes, contohnya frekwensi BAK, rasa haus, kehilangan berat tubuh dan yang merupakan reseko tinggi diharapkan untuk secara rutin periksa, dengan finger stickglucose monitoring atau test glicosuria apabila level glukosa darah > 200 mg / dl atau glycosuria, dan adanya tanda poliuria dan penurunan berat badan, polipagia.
Walaupun test toleransi glukosa sanggup menggambarkan Diabetes pada dewasa, tidak sanggup digunakan untuk anak – anak. Test oral glukosa toleransi sering tidak cocok / mendapat sukses pada anak lantaran mereka memuntahkan glukosa padat / pekata yang seharusnya ditelan.
Treatment untuk anak diabetes melibatkan keluarga anak dan tim kesehatan (perawat, gizi, dokter). Setelah anak terdiagnosa Diabetes, untuk beberapa waktu akan masuk rumah sakit, hingga keadaan stabil dibawah supervisor. Untuk beberapa ketika perawat harus memahami perasaan emosi klien.
Reaksi insulin yaitu shock. Hipoglikemia, lantaran kebanyakan insulin akan menimbulkan kecepatan metabolisme glukosa di dalam tubuh, ketika terjadi perubahan di dalam tubuh yang seharusnya dengan syarat, kesembronoan dalam diet, kesalahan dalam pengukuran insulin atau berlebihan exercise lantaran Diabetes pada anak gampang labil. Tanda hypoglikemia irritabilitas, diaphoresis, mengantuk, perubahan tingkat kesadaran. Tanda hyperglikemia : polipagia, poliuri, membran mucosa kering, letargi, perubahan tingkat kesadaran.
Pada anak – anak reaksi insulin sering terjadi lebih pagi, oleh lantaran itu dibutuhkan observasi lebih dini selama malam hari ( setiap 2 jam ). Oleh lantaran itu monitoring glukosa darah harus dilakukan lebih pagi khususnya kalau di Rumah Sakit.
Teatment kalau terjadi reaksi insulin, anak diberikan gula, permen, orenge juice atau salah produk yang digunakan untuk penanganan emergency kemudian konsultasi dokter kalau anak tidak sanggup peroral, sanggup diberikan glikogen subcutan untuk meningkatkan glukosa darah. Glukogon yakni hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pancreas, dimana peninggian kadar glukosa darah akan membebaskan insulin ( pada normalnya orang ) tetapi glukosa darah menurun statimulasi pembebasan glikogen. Pembebasan glukoge di dalam darah akan meningkatkan penghancuran glukogen dihati dan glukosa dihasilkan.

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian  :
Penurunan berat badan
Appetiti
Polydipsia
Dehidrasi
Irritablity
Kelemahan
Tinggi badan, berat badan
Kelembaban kulit
Turgor
Tanda – tanda vital
Kolekting urine spesimen
Gukosa darah  meningkat
Perkembangan anak usia sekolah.


Psikososial :
Dapat menuntaskan kiprah – tugasnya hingga menghasilkan sesuatu
Belajar bersaing dan koperatif dengan orang lain

Psikoseksual  :
Berorentasi pada sosial, kelompok bermain
Mulai berkembang intelektual dan socsal

Intelektual  :
Mulai berpikir logis, terarah, sanggup mengelompokkan fakta –fakta berfikir abstrak
Mengatasi duduk perkara secara konkret dan sistematis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 
1.    Resiko injuri berafiliasi dengan kekurangan insulin
2.    Tidak efektifnya koping keluarga ; kompromi berafiliasi dengan perawatan rumah dalam mencegah hypo dan hyperglikemia
3.    Ketakutan anak berafiliasi dengan dukungan insulin
4.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari berafiliasi dengan, penurunan produksi insulin
5.    Resiko bisul berafiliasi dengan gangguan sirkulasi / sensori
6.    Kecemasan anak / keluarga berafiliasi dengan diagnosis diabetes dan komplikasi
7.    Gangguan selfesteem berafiliasi dengan penyakit kronik dan ketergantungan insulin

PERENCANAAN DAN IDENTIFIKASI OUT COME
Tujuan secara garis besarnya adalah  :
Mencegah injuri dan infeksi
Eliminir ketakutan ketika dukungan insulin
Maintenance nutrisi yang adekuat
Self konsep yang positif
Tidak bergantung
Untuk keluarga menjaga semoga anak tidak terjadi hipoglikemia, dukungan insulin nutrisi untuk anak
Untuk anak semoga sanggup berguru merawat diabet supaya terhindar dari komplikasi.



Mencegah   injuri
Monitoring level glukosa darah; 2 kali sehari, sebelum makan pagi dan makan malam
Membantu expresikan perasaan ketakutan ketika dilakukan test glukosa darah ( finger stick )
Fase sekolah ; Industri ? tertarik dengan gosip semoga anak kooperatif
Monitor tanda – tanda hiperglikemia

Meningkatkan koping keluarga dalam administrasi hypoglikemia dan hyperglikemia
Pendidikan / HE wacana tanda – tanda hypoglikemia dan hyperglikemia dan bagaimana penanganan seperlunya untuk mengatasi
Cara penanganan apabila gula darah < 60 mg/dl, juice, gula, soda non diet, apabila glukosa tidak dicek beri karbohidrat simple apabila ada tanda hipoglikemia 
Apabila anak mendapat therapi glukagon atau dextrose dari dokter, ajari bagaimana dukungan glukagon secara intra muscular
Anjurkan anak membawa bekal dan dimakan apabila ada tanda – tanda hipoglikemia (bekalnya karbohidrat complex contohnya cake, crakers, roti, kacang dan sebagainya )
Catat rujukan terjadinya hipoglikemia dan buat jadwal rencana pengambilan keputusan semoga tidak terjadi hipoglikemia
Apabila anak mengalami sakit ( panas, infeksi, muntah, mual, tidak mau makan ) hubungi dokter
Ajari cara dukungan insulin secara subcutan

Memastikan sempurna dan adekuatnya nutrisi
Melibatkan anak dalam rencana dukungan nutrisi
Membantu anak semoga ikut terlibat dalam jadwal diet
Apabila anak akan pulang terlambat untuk makan siamg dianjurkan membawa makanan karbohidrat komplek
Anjurkan anak semoga sanggup bagaimana mengatasi makan di sekolah dan lingkungan sosial

Mencegah bisul dan kerusakan kulit
Ajarkan cara mengobservasi, tentukan kulit setiap hari ( sesudah mandi ) biasanya yang gampang mengalami kerusakan pada lipatan – lipatan ( axilla, paha )
Perhatikan penggunaan sepatu yang baik
Observasi kedua kaki untuk pecah –pecah, potong kuku sesuai garis, gunakan kaos kaki yang higienis dan jangan tidak menggunakan pengalas kaki
Infeksi yang sering yakni sistem urinary dan sistem respirasi atas ajarkan mengenal tanda – tanda bisul urinary ; gatal, rasa panas pada sistem urinary kalau terjadi hubungi dokter

Mengurangi kecemasan anak dan keluarga
Anjurkan kepada anak dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya ( rasa bersalah, marah, penolakan )
Anjurkan banyak membaca untuk menambah pemahaman wacana penyakitnya
Berikan gosip yang jujur dan jelas

Meningkatkan self care dan self esteem yang positif
Anjurkan untuk saling mengunjungi antar anak yang sakit
Menjelaskan bahwa anak diabetes sanggup melaksanakan aktifitas yang sama ibarat anak lainnya

EVALUASI
Anak tidak mendapat injuri
Anak dan keluarga sanggup memperlihatkan cara penanganan hypoglikemia dan hyperglikemia
Anak dan keluarga sanggup memperlihatkan cara dukungan insulin
Anak dan keluarga sanggup memperlihatkan nutrisi yang dibutuhkan
Anak tidak mendapat kulit yang rusak atau infeksi
Anak dan keluarga sanggup memperlihatkan perawatan dirumah untuk jangka panjang
Anak dan keluarga sanggup memperlihatkan perilaku positif didalam segala kondisi

KEPUSTAKAAN

Dr. Sidhartani Zain. (1981), Ilmu Kesehatan  Anak Untuk Perawat, Ikip Semarang,  Semarang.

Dr. Sidhartani Zain. (1991), Penatalaksanaan Kegawatan Neonatus, Universitas Diponegoro Semarang,  Semarang.

Marilynn. E. Doenges, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Laporan Pendahuluan Diabetes Millitus 2"

Post a Comment