Contoh Askep Tuli Pada Pediatrik

ASKEP TULI PADA PEDIATRIK
 Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang sampai ketika ini masih berkenan menya referensi askep TULI PADA PEDIATRIK
DISUSUN OLEH : KELOMPOK III

WAODE HENI        :    2009.049
FATMAWATI            :    2009.011
YENI FITRIANI        :    2009.055
HASTINA            :    2009.013
MUH.RAZAK            :    2009.024
LAODE YAMAN HALIFI    :    2009.021
IRWAN AFIADIN        :    2009.017
MUH. ISFA NURUL WAHID:    2009.023
WAODE ALMA        :    2009.047
WA ETA            :    2009.045
WA RAPIA            :    2009.054
IDA ROYANI            :    2009.015


AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
KABUPATEN BUTON
TAHUN AKADEMIK 2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang sampai ketika ini masih berkenan menyatukan roh dan jasad kita. Dan Nabi Muhammad yang telah mengubah sebuah pandangan menjadi paradigma gres sehingga kami sanggup menuntaskan makalah ini. Dalam hal ini penyusun mencoba meramu dari aneka macam literatur menjadi sebuah makalah, sehingga tersedianya buku dalam jumlah yang cukup merupakan faktor penting dalam penyusun makalah ini.

Makalah yang berjudul “TULI PADA PEDIATRIK” ini bertujuan biar mahasiswa Akademi Keperawatan Kab. Buton sanggup lebih memahami bagaimana proses atau cara pengumpulan urin.

Penyusun telah berupaya maksimal biar makalah ini sanggup terselesaikan dengan baik walaupun demikian tentu masih ada kekurangan. Untuk itu penyusun mendapatkan dengan tangan terbuka kritik dan saran dari aneka macam pihak, terutama dosen pembimbing mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH  I demi penyempurnaan makalah ini pada kiprah berikut.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatu.
Bau-Bau, Oktober  2010
   

Tim penyusun


BAB I PENDAHULUAN

•    Latar Belakang

        Telinga yakni organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbangan) . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam acara kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.   
        Makara jikalau terjadi gangguan pada indra pendengaran maka sanggup menyebabkan seseorang mengalami ketulian dan kesulitan dalam berbicara, khususnya pada anak-anak.Oleh lantaran itu perlu dilakukan penanganan serius untuk problem ini.Dalam pembahasan ini kami mengangkat problem ketulian yang terjadi pada anak usia PRA SEKOLAH.
Tuli pediatric umumnya terjadi pada anak usia:
•    Usia 3-6 tahun lantaran gangguan pernapasan
•    Usia anak prasekolah lantaran factor kecerobohan sat bermain
•    Usia sampaumur terjadi tanpa disengaja
•    Namun 70% pada usia balita

•    Rumusan Masalah

        Adapun problem yang akan kami bahas dalam pembahasan kami adalah:
•    Defenisi tuli pada anak (pediatric)
•    Etiologi penyakit tuli
•    Patofisiologi ketulian
•    Manifestasi klinisnya
•    Komplikasinya
•    Penatalaksanaan/pengobatannya
•    Konsep keperawatannya

•    Tujuan Dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dari pembahasan wacana problem ketulian ini adalah:
•    Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan dari penyakit tuli, khususnya anak-anak
•    Untuk mengetahui penyebab dari terjadinya penyakit tuli
•    Untuk mengetahui gejala-gejala dari penyakit tuli
•    Untuk mengetahui perjalanan penyakit tuli tersebut

BAB II PEMBAHASAN

2.I  KONSEP MEDIS

•    Pengertian

Tuli pada pediatric (anak) yakni terganggunya system pendengaran pada anak, yang disebabkan oleh aneka macam factor, missal ( masuknya benda absurd ke dalam telinga, factor genetic, dsb ).

•    Etiologi

Gangguan pada system pendengaran sering disebabkan oleh beberapa factor antara lain yaitu:
•    Ketulian disebabkan lantaran virus Toxoplasma Rubella atau campak, Herpes, dan Sipilis.
•    Lahir premature.
•    Masuknya benda absurd kedalam telinga
•    Ketulian juga disebabkan oleh lantaran sang ibu ketika hamil ingin menggugurkan kandungannya.
•    Anak gres lahir yang kekurangan oksigenpun bias menjadi tuli
•    Anak terlahir dengan disedot, vakum, Caesar juga bisa merusak saraf pendengaran
•    faktor genetic

•    Patofisiologi

Factor penyebab ketulian yang umum kita jumpai pada bawah umur usia prasokolah yakni lantaran masuknya benda absurd pada indera pendengaran anak baik lantaran disengaja atau tidak disengaja, dan proses perjalanan masuknya benda absurd tersebut yakni sebagai berikut:
•    Benda absurd masuk kedalam telinga
•    Masuk ke kanalis audiotorius ekstermus, dan menyebabkan terjadinya penyumbatan
•    Masuk ke tulang kanalis ekstermus dan menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani
•    Karena laserasi kulit dan terlukanya membrane timpani tersebut akan menyebabkan gangguan pendengaran, rasa nyeri telinga/otalgia, dan kemungkinan adanya resiko infeksi,


•    Penyimpangan KDM

                                                                      Multi factor
                                            (virus, lahir premature, adanaya benda asing,
                                                           genetic, harapan aborsi)


                                                                   Invasi benda absurd
                                                    pada cenalis auditorius ekstermus


                                                           Obstruksi kanalis auditoris


                   Terjadinya ketulian                Gangguan penyampaian suara              Laserasi kulit dan terlukanya
                                                                        pada membrane timpani                            membrane timpani                                                                
                                                 
         Kurang terpajannya informasi   
                                                                             Terjadinya ketulian                        Merangsang reseptor nyeri
                                                                            
           Kurang Pengetahuan
                                                                 Gangguan Persepsi Sensori                     Nyeri
                                                                 Auditory


                                                                                        Media perkembangan mikroorganisme


                                                         Resiko Infeksi



•    Manifestasi Klinis

Adapun tanda-tanda dari ketulian adalah:
•    Terasa tidak lezat ditelinga pecahan tengah
•    Telinga terasa tesumbat
•    Pendengaran terganggu
•    Rasa nyeri indera pendengaran / otalgia
•    Pada inspeksi indera pendengaran akan terdapat benda asing
•    Sering berhalusinasi atau mendengar sesuatu yang kadang tidak nyata

•    Komplikasi

•    Dapat terjadi kesulitan dalam berbicara

•    Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan yang dilakukan yakni sebagai berikut:
•    Pemeriksaan dengan otoskopik
•    Pemeriksaan ketajaman
•    Uji ketajaman dengan garpu tala
•    Uji rine

•    Penatalaksanaan/Pengobatan

Adapun upaya pengobatan untuk mengatasi terjadinya ketulian adalah:
•    Ekstrasi benda absurd dengan memakai pengait atau pinset
atau alligator (khususnya gabah).
•    Bila benda absurd berupa hewan atau serangga yang hidup, harus
dimatikan dulu dengan meneteskan pantokain,xylokain,minyak
atau rivanol, alcohol kemudian dijepit dengan pinset

2.2 KONSEP KEPERAWATAN

•    Pengkajian

•    Pengumpulan Data

•    Anak mengeluh sakit pada telinga
•    Anak tampak menangis
•    Anak tampak merintih kesakitan
•    Anak tampak gelisah
•    Orang bau tanah klien menyampaikan bahwa anaknya sering berhalusinasi
•    Klien mengalami perubahan pola komunikasi
•    Klien mengalami perubahan respon terhadap stimulus
•    Ibu bertanya wacana penyakit yang diderita anaknya
•    Ibu tampak bingung
•    Ibu tampak linglung

•    Klasifikasi Data
•    Analisa Data
 •    Diagnosa Keperawatan

•    Nyeri bekerjasama dengan laserasi kulit
DS :
•    Anak mengeluh sakit pada telinga
DO :
 -    Anak tampak merintih kesakitan
 -    Anak tampak menangis
      -    Anak tampak gelisah
•    Gangguan persepsi sensori (auditori) berhubngan dengan perubahan sensori persepsi
DS:
•    Orang bau tanah klien menyampaikan bahwa anaknya sering berhalusinasi
DO:
•    Klien mengalami perubahan pola komunikasi
•    Klien mengalami perubahan respon terhadap stimulus

•    Kurang pengetahuan bekerjasama dengan kurang terpajannya isu wacana penyakit
DS:
•    Ibu bertanya wacana penyakit yang diderita anaknya
DO:
•    Ibu tampak bingung
•    Ibu tampak linglung
•    Resiko nanah bekerjasama dengan adanya laserasi pada kulit membrane timpani.
DS:
•  
DO:
•  


•    Intervensi Keperawatan

•    Diagnose I
Nyeri bekerjasama dengan laserasi kulit.
Tujuan: untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien
Kriteria hasil:
-  Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.
-  Menunjukkan mulut wajah/ postur badan rileks
•    Intervensi: kaji tingkat nyeri anak
Rasional: untuk mengetahui sentra nyeri anak dan untuk tindakan lebih lanjut
•    Intervensi: ajarkan tehnik relaksasi, nafas dalam guided imagery
Rasional: membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mengalihkan perhatian klien dari nyeri
•    Intervensi: kerja sama dalam pertolongan obat analgesic
Rasional: obat analgesic sanggup mengurangi rasa nyeri
•    Diagnosa II
Gangguan sensori persepsi bekerjasama dengan perubahan sensori persepsi
Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diperlukan ketajaman
pendengaran pasien meningkat.
Kriteria hasil:
- Pasien sanggup mendengar dengan baik tanpa alat bantu
pendengaran, bisa memilih letak bunyi dan sisi paling keras
dari garputala, membedakan bunyi jam dengan goresan tangan
- Pasien tidak meminta mengulang setiap pertanyaan yang diajukan
kepadanya

•    Intervensi: kaji hal-hal yang mencemaskan ibu
Rasional: untuk mengetahui masalah-masalah yang menciptakan ibu khawatir, biar gampang di tenangkan
•    Intervensi: beri klarifikasi kepada ibu wacana kondisi anaknya
Rasional; biar ibu bisa mengetahui kondisi anaknya dan bisa lebih tenang
•    Intervensi: beri klarifikasi wacana penyakit anaknya
Rasional: untuk menambah pengetahuan ibu wacana penyakit yang diderita anaknya

•    Diagnose III
Kurang pengetahuan bekerjasama dengan kurang terpajannya informasi
Tujuan: untuk menambah pengetahuan ibu wacana ancaman penyakit dan proses penanganannya
Kriteria hasil:
•    Melaporkan pemahaman mengenai penyakit yang dialami
•    Menanyakan wacana pilihan terapi yang merupakan petunjuk
kesiapan belajar
•    Intervensi: kaji tingkat pengetahuan
Rasional: Mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan pasien              wacana penyakitnyaserta indikator dalam melaksanakan intervensi
•    Intervensi: berikan isu wacana perjalanan terjadinya penyakit pada orang bau tanah pasien
Rasional: Meningkatkan pemahaman orang bau tanah klien wacana kondisi kesehatan
•    Intervensi: beri klarifikasi kepada klien wacana setiap tindakan keperawatan yang dilakukan
Rasional: Mengurangi tingkat kecemasan dan membantu meningkatkan kerjasama dalam mendukung agenda terapi yang diberikan

•    Diagnosa IV
Resiko nanah bekerjasama dengan adanya laserasi pada kulit membrane timpani.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, risiko nanah tidak terjadi,
Kriteria hasil:
•    Tidak terdapat tanda-tanda nanah ( kalor, dolor, rubor, tumor,
    fungsiolesa)
•    Tanda-tanda vital dalam batas normal


•    Intervensi: Observasi adanya tanda-tanda terjadinya nanah ( kalor, dolor, rubor, tumor dan fungsiolesa)
Rasional: Mengetahui tanda-tandaterjadinya nanah dan indicator dalam melaksanakan intervensi selanjutnya
•    Intervensi: observasi tanda-tanda vital
Rasional: Menetapkan data dasar pasien, terjadi peradangan dapat
diketahui dari penyimpangan nilai tanda vital.
•    Intervensi: Pertahankan tehnik aseptik dalam melaksanakan tindakan
Rasional: Tindakan aseptik ketika merupakan tindakan preventif terhadap
kemungkinan terjadi infeksi
•    Intervensi: Kolaborasi: Berikan antibiotika sesuai indikasi
Rasional: Menurunkan kolonisasi basil atau jamur dan menurunkan risiko infeksi

BAB III
PENUTUP

•    KESIMPULAN

Gangguan system pendengaran merupakan penyakit yang harus mendapaykan penanganan yang serius.Karena gangguan system pendengaran bisa menyebaban terjadinya gangguan fungsi bicara.Gangguan system pendengaran banyak disebabkan oleh masuknya benda absurd kedalam telinga.Khususnya pada bawah umur yang masih usia prasekolah, yang masih belum bisa mengontrol alat mainnya.

•    SARAN

Penyusunan askep ini masih belum sempurna.Jadi kritik dan saran dari teman-teman sangat kami butuhkan, khusunya kepada dosen pembimbing.Demi kesempurnaan askep ini di masa yang akan dating.

DAFTAR PUSTAKA

NANDA, Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005-2006, NANDA Internasional, Philedelphia, 2005.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Askep Tuli Pada Pediatrik"

Post a Comment