Contoh Askep Penyakit Demam Rheumatik

 Penyakit Demam Rheumatik yaitu peradangan akut Contoh Askep PENYAKIT DEMAM RHEUMATIK
PENYAKIT DEMAM RHEUMATIK

A. Definisi   :

     Penyakit Demam Rheumatik yaitu peradangan akut, yang seringkali diawali peradangan pada faring. Pada umumnya seseorang yang menderita penyakit demam rheumatik akut kira-kira 2 ahad sebelumnya telah menderita sakit tenggorokan. Sedangkan Penyakit Demam Rheumatik yaitu penyakit yang berulang dan kronis.
Demam Rheumatik yaitu penyebab terpenting dari penyakit katup jantung yang didapat, baik pada anak maupun orang dewasa.

B.  Etiologi  :

Kuman penyebab penyakit demam rheumatik yaitu Streptococcus Beta Hemalyticus group A


C.  Patofisiologi  :

Demam Rheumatik  :
Demam rheumatik terjadi jawaban reaksi imunologis antigen/antibodi dari tubuh. Antibody yang melawan streptococcus  bersifat sebagai antigen.
      Organ-organ yang sering diserang yaitu jantung, sendi-sendi dan otak.
Demam rheumatik sanggup menyerang semua lapisan jantung. Endokardium yang terkena bisanya lapisan endokard dari katup-katup dan mengakibatkan pembengkakan daun-daun katup.
Pada tepi kawasan pertemuan daun-daun katup terjadi pengumpalan butir-butir endapan yang terdiri dari trombosit dan fibrin (vegetasi). Kadang-kadang vegetasi terjadi juga pada kordo Tendenea. Katup yang sering terbentuk vegetasi yaitu katub mitral. Katub-katub yang jarang terkena vegetasi yaitu katub aorta, trikuspid dan pulmonal.

      Dampak demam Rheumatik terhadap jantung yaitu  :
Kelainan yang spesifik jawaban penyakit jantung rheumatik pada miokard terdapat pada  daerah-daerah sekeliling jaringan jantung nekrosis. Jaringan-jaringan yang ada pada katub sanggup mengakibatkan  stenosis pada katup yang terkena.
Pembentukan jaringan ikat pada daun-daun katup dan kordo tindinea yang pada balasannya menjadi kontraktur. Perlengketan kawasan komisura mengakibatkan pemendekan kordo sehingga daun katup menyempit dan terjadi gangguan aliran darah dari atrium kiri keventrikel kiri.
Tekanan atrium kiri akan meningkat dan seterusnya juga ikut meningkatkan tekanan divena pulmonalis, kapiler paru dan arteri pulmonalis. Ventrikel kanan harus berkontraksi lebih berpengaruh sehingga hipertropi dan delatasi sanggup terjadi pada jantung kanan.
Gangguan pada ventrikel kanan ini akan mengakibatkan regurgitasi pada katub trikuspid dan pembesaran atrium kanan. Seterusnya akan terjadi peningkatan beban kerja ventrikel kanan.
Di atrium kiri sanggup terjadi trombosis yang mengakibatkan emboli pada sirkulasi sistemik.

D.  Gambaran klinis  :

Untuk menegakkan diagnosa demam rheumatik dipakai kriteria Jones yaitu terdiri dari 
1.Kriteria mayor  :
Karditis  =  peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis).
Poliartritis  =  pasien dengan keluhan sakit pada sendi yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku.
Khorea syndenham  =  gerakan yang tidak disengaja/gerakan abnormal, sehingga manifestasi peradangan pada sistem saraf pusat
Eritema marginatum  =  tanda kemerahan pada batang badan dan telapak tangan yang tidak gatal
Nodul subkutan = terletak pada permukaan ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut persendian kaki, tidak nyeri dan sanggup bebas digerakan.

2.Kriteria minor  :
Mempunyai riwayat menderita demam rheumatik atau penyakit jantung rheumatik.
Artralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda objektif pada sendi; pasien adakala sulit mengerakkan tungkainya.
Demam tidak lebih dari 39 0 C
Leukositosis
Peningkatan LED
C-Reaktif Protein (CRP)  positif.
Gambaran EKG : terjadi P-R interval memanjang.
Peningkatan pulse/denyut jantung ketika tidur.
     
     Tanda dan gejala  :
Gejala yang sering ditemukan yaitu sesak, cepat lelah, batuk, palpitasi, orthopnea dan hemoptisis.
Gejala sianotik terjadi jika stenosis berat. Fibrilasi atrial sanggup mengakibatkan nadi tidak teratur dan lemah. Akibat fibrilasi trombus di atrium kiri sanggup terlepas dan mengakibatkan infark ginjal, paru, limpa, ekstermitas dan otak.

E.  Penatalaksanaan  :

1.Tirah baring dan mobiisasi secara sedikit demi sedikit sesuai dengan keadaan jantung
2.Pemberian antibiotika dan anti inflamasi
3.Mengurangi rasa sakit; demam.

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG RHEUMATIK

A.  Pengkajian keperawatan  :

-Riwayat penyakit.
-Monitor komplikasi jantung  (CHF).
-Auskultasi jantung  : suara jantung melemah dengan irama murmur.
-Perubahan tanda-tanda vital.
-Kaji status pernapasan
-Kaji adanya nyeri.
-Kaji adanya peradangan sendi.
-Kaji adanya lesi pada kulit.

B.  Diagnosa keperawatan  :

1.Nyeri akut bekerjasama dengan adanya polyartritis.
2.Hipertermia bekerjasama dengan proses inflamasi
3.Inefektif koping bekerjasama dengan kondisi penyakit.
4.Intoleransi kegiatan bekerjasama dengan kelemahan fisik
5.Kurangnya pengetahuan bekerjasama dengan mekanisme pengobatan, pembedahan, pembatasan aktifitas, resiko komplikasi jantung.

C.  Rencana keperawatan  :

=   Nyeri bekerjasama dengan adanya polyartritis.

      Tujuan  :  Klien akan sanggup mengatakan dalam pengontrolan nyeri sesuai tingkat kesanggupan atau nyeri tidak ada.

      Tindakan keperawatan  :
1.Kaji nyeri dengan skala.
2.Berikan terapi hangat dan hirau taacuh pada sendi yang sakit.
3.Lakukan distraksi contohnya Tehnik relaksasi.
4.Reposisi sensi untuk mengurangi stres sendi.
5.Berikan pengobatan sesuai instruksi  :
-Analgetik.
-Anti peradangan.

=   Hipertermia bekerjasama dengan proses inflamasi
      Tujuan :  Anak akan mengatakan tanda-tanda vital dalam batas normal
      Intervensi keperawatan  :
1.Ukur tanda-tanda vital: (suhu, nadi, respirasi dan tekanan darah)
2.Ajarkan keluarga dalam pengukuran suhu.
3.Lakukan “tepid sponge” (seka) dengan air biasa.
4.Tingkatkan intake cairan.
5.Berikan terapi untuk menurunkan suhu

=  Inefektif koping bekerjasama dengan kondisi penyakit.

    Tujuan  :   Klien tidak akan mengatakan stress emosional dan sanggup memakai taktik koping yang efektif.

     Tindakan keperawatan  :
1.Kaji impian klien untuk bermain sesuai dengan usia dan kondisi penyakit.
2.Buat jadual kegiatan dan istirahat.
3.Ajarkan klien untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebutuhan sehari-hari.
4.Ajarkan pada klien/orang bau tanah bahwa pergerakkan yang tidak disadari yaitu dihubungkan dengan chorea dan temporer.

=  Kurangnya  pengetahuan bekerjasama dengan mekanisme pengobatan, pembedahan, pembatasan aktifitas, resiko komplikasi jantung.

      Tujuan  :  Klien akan sanggup memahami regimen pengobatan dan pembatasan aktivitas.

       Tindakan keperawatan  :
1.Beri istirahat selama  2-6 minggu, bantu segala pemenuhan kegiatan kebutuhan sehari-hari.
2.Beri informasi perihal kebutuhan kegiatan secara sedikit demi sedikit yang sesuai dengan pembatasan aktivitas.
3.Jelaskan pentingnya istirahat dan menciptakan jadual istirahat dan kegiatan hingga tanda-tanda klinis tidak ada.
4.Jalaskan terapi yang diberikan  :  dosis, imbas samping, resiko komplikasi jantung.
5.Berikan support lingkungan yang aman, jangan biarkan pasien tidur di lantai.

DAFTAR PUSTAKA   :

Bare & Sulmetzer (2001) Kperawatan Medikal-Bedah Bruner & Suddart Edisi 8. Penerbit EGC Jakarta
Baughman & Hackley  (2000) Buku Saku Keperawatan Medikaldari Brunner & Suddarth. Penerbit EGC Jakarta
Corwin 2001. Buku saku patofisiolog. Penerbit EGC Jakarta
Doenges Marilyn E (1999)  Rencana Asuhan keperawatan Penerbit EGC Jakarta
Long  Barbara (1985) Keperawatan Medikal-Bedah suatu pendekatan proses keperawatan.Penerbit yayasan  IAPK Pajajaran Bandung
Nettima Sandra (2001).  Pedoaman Praktik Keperawatan Penerbit EGC Jakarta.
Suriadi dan Rita Yuliani, (2001).  Asuhan Keperawatan pada Anak. Penerbit PT. Fajar Interpratama. Jakarta.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Askep Penyakit Demam Rheumatik"

Post a Comment