Makalah Psikoterapi Suportif Pada Pasien Dengan Dilema Psikososial

BAB I
PEMBAHASAN

A.    LATAR BELAKANG
Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalam tatalaksana pasien psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi fisik. Sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam psikoterapi ternyata juga digunakan, antara lain dalam konseling, pendidikan dan pengajaran, ataupun  pemasaran.
    Dalampraktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan danobservasi. Percakapan dengan seseorang dapatmengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya secaramendalam, dan hal ini sering tidak kita sadari. Beberapa contohnya, antara lain seorang penakut, sanggup berubahmenja diberani, atau, dua orang yang saling bermusuhan satus ama lain, kemudian sanggup menja disaling bermaafan, atau, seseorang yang sedih sanggup menjadi gembiras etelah menjalani percakapan dengan seseorang yang dipercayainya. Bila kita amati contoh-contohitu, akan timbul pertanyaan, apakah sebetulnya yang telah dilakukan terhadap mereka sehingga sanggup terja diperubahan tersebut?  Pada hakekatnya, yang dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranya sanggup bermacam-macam, antara lain dengan memberinasehat, memberi contoh, memperlihatkan pengertian, melaksanakan otoritas untuk mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi, melatih, dsb.  Pembujukan ini sanggup efektifasal dilakukan pada ketika yang tepat, dengan cara yang tepat, oleh orang yang memiliki cukup pengalaman.  Padaprinsipnya pembujukan ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dalam banyak sekali bidang, dandapat dilakukan oleh banyak orang.
    Dalam dunia kedokteran, komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan hal yang penting oleh alasannya yaitu percakapan atau pembicaraan merupakan hal yang selalu terjadi diantara mereka. Komunikasi berlangsung dari ketika perjumpaan pertama, yaitu sewaktu diagnosis belum ditegakkan sampai ketika tamat pemberian terapi. Apa pun hasil pengobatan, berhasil atau pun tidak, dokter akan mengkomunikasikannya dengan pasien atau keluarganya; hal itu pun dilakukan melalui pembicaraan. Dalam keseluruhan proses tatalaksana pasien, hubungan dokter-pasien merupakan hal yang penting dan sangat menentukan, dan untuk sanggup membentuk dan membina hubungan dokter-pasien  tersebut, seorang dokter sanggup mempelajarinya melalui prinsip-prinsip psikoterapi.
    Sejak berabad yang lalu, para andal telah menyadari bahwa psikoterapi berperan penting pada penyembuhan gangguan-gangguan pikiran dan perasaan, dan dokter berperan penting dalam hal itu (A healer is a person to whom a sufferer tells things; and out of his or her listening, the healer develops the basis for therapeutic interventions. The good listener is the best physician for those who are ill in thought and feeling).  Oleh alasannya yaitu itu dahulu psikoterapi sering disebut sebagai the talking cure. Psikoterapi diterima sebagai ilmu dan ketrampilan tersendiri, sebagai pengembangan lebih lanjut dari prinsip-prinsip the talking cure tersebut, oleh alasannya yaitu terdiri atas teknik-teknik dan metode khusus yang sanggup diajarkan dan dipelajari.           
    Mengapa psikoterapi penting dipelajari? Psikoterapi merupakan alat yang sanggup membantu dan penting dipelajari khususnya oleh dokter dan para profesional lain yang berperan dalam kesehatan dan kesehatan jiwa, namun perlu pula diingat bahwa teknik dan metodenya yang tertentu dan majemuk tersebut memerlukan waktu yang cukup usang untuk sanggup dipelajari dan dipraktekkan dengan baik. Tentunya, dengan hanya membaca buku bimbing yang singkat ini tidaklah mungkin meliputi keseluruhan hal mengenai psikoterapi, namun setidaknya prinsip-prinsip dasar psikoterapi sanggup dipahami, untuk sanggup diaplikasikan dalam praktek sehari-hari, sehingga sanggup turut menunjang upaya peningkatan mutu pelayanan kepada pasien.
    Secara non spesifik, psikoterapi sanggup menambah efektivitas terapi lain; sebagai suatu yang spesifik atau khusus, sebagaimana telah disebutkan di atas, psikoterapi merupakan rangkaian teknik yang digunakan untuk mengubah sikap (catatan: teknik merupakan rangkaian tindakan yang dibakukan untuk mendapat perubahan tertentu, bukan urutan perubahan alamiah, sehingga harus dilatih untuk mencapai ketrampilan optimal). Dengan psikoterapi, seorang dokter akan sanggup memanfaatkan teknik-teknik untuk meningkatkan hasil yang ingin dicapainya. Bila seorang dokter tidak mengerti atau memahaminya, sebetulnya bukan hanya tidak akan menambah efektivitas terapinya, melainkan setidaknya sanggup menghindarkan hal-hal yang sanggup merugikan pasiennya. 

B.    RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan problem dalam makalah ini adalah:
1.    Apa yang dimaksud dengan psikoterapi dan psikososial?
2.    Sebutkan jenis-jenis psikoterapi!
3.    Sebutkan jenis-jenis psikososial!
4.    Sebutkan psikoterapi yang digunakan pada pasien yang menderita problem psikososial!

C.    TUJUAN PENULISAN
1.    Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu memperlihatkan citra atau pemahaman perihal psikoterapi yang digunakan pada penderita dengan problem psikososial.
2.    Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah:
a.    Memberikan pemahaman perihal psikoterapi dan psikososial pada mahasiswa khususnya mahasiswa AKPER KABUPATEN BUTON.
b.    Memberikan isu tertang jenis-jenis psikoterapi dan psikososial pada mahasiswa khususnya mahasiswa AKPER KABUPATEN BUTON.
c.    Memberikan pemahaman perihal jenis psikoterapi suportif pada penderita dengan problem psikososial.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI PSIKOTERAPI DAN PSIKOSOSIAL
1.    Definisi Psikoterapi
Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Antara lain yaitu bahwa psikoterapi yaitu terapi atau pengobatan yang memakai cara-cara psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan jawaban penyakit. Definisi yang lain yaitu bahwa psikoterapi yaitu cara-cara atau pendekatan yang memakai teknik-teknik psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.
Psikoterapi disebut sebagai pengobatan, alasannya yaitu merupakan suatu bentuk intervensi, dengan banyak sekali macam cara dan metode - yang bersifat psikologik - untuk tujuan yang telah disebutkan di atas, sehingga psikoterapi merupakan salah satu bentuk terapi atau pengobatan disamping bentuk-bentuk lainnya dalam ilmu kedokteran jiwa khususnya, dan ilmu kedokteran pada umumnya.  
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, talking cures telah digunakan orang semenjak berabad yang lalu. Misalnya, Soranus dari Ephesus, seorang dokter pada masa pertama Masehi, memakai percakapan atau pembicaraan untuk pasien-pasiennya dan mengubah ide-ide yang irasional dari pasien depresi. Kini, dalam terapi kognitif (salah satu jenis psikoterapi), terapis menelusuri cara berpikir yang irasional pada pasien-pasien depresi dan membimbing mereka biar kemudian sanggup mengatasinya sendiri.

2.    Definisi Psikososial
Psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang memiliki imbas timbal balik.

B.    JENIS-JENIS PSIKOTERAPI
a.    Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas:
1.    Psikoterapi Suportif:
Tujuan:
-    Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat prosedur defensi yang ada
-    Memperluas prosedur pengendalian yang dimiliki dengan yang gres dan lebih baik.
-    Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
-    Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.
2.    Psikoterapi Reedukatif:
Tujuan:
Mengubah pola sikap dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.
Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.
3.    Psikoterapi Rekonstruktif:
Tujuan :
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan perjuangan untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.
Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.

b.    Menurut “dalamnya”, psikoterapi terdiri atas: 
1.    ”superfisial”, yaitu yang menyentuh hanya kondisi atau proses pada “permukaan”, yang tidak menyentuh hal-hal yang nirsadar atau materi yangdirepresi.
2.    “mendalam” (deep), yaitu yang menangani hal atau proses yang tersimpan dalam alam nirsadar atau materi yang direpresi.

c.    Menurut teknik yang terutama digunakan, psikoterapi dibagi berdasarkan teknik perubahan yang digunakan, antara lain psikoterapi ventilatif, sugestif, katarsis, ekspresif, operant conditioning, modeling, asosiasi bebas, interpretatif, dll.
d.    Menurut konsep teoretis perihal motivasi dan perilaku, psikoterapi sanggup dibedakan menjadi: psikoterapi sikap atau behavioral (kelainan mental-emosional dianggap teratasi jika deviasi sikap telah dikoreksi); psikoterapi kognitif (problem diatasi dengan mengkoreksi sambungan kognitif automatis yang “keliru”; dan psikoterapi evokatif, analitik, dinamik (membawa ingatan, keinginan, dorongan, ketakutan, dll. yang nirsadar ke dalam kesadaran). Psikoterapi kognitif dan sikap banyak bersandar pada teori belajar, sedangkan psikoterapi dinamik berdasar pada konsep-konsep psikoanalitik Freud dan pasca-Freud.
e.    Menurut setting-nya, psikoterapi terdiri atas psikoterapi individual dan kelompok (terdiri atas terapi marital/pasangan, terapi keluarga, terapi kelompok)
Terapi marital atau pasangan diindikasikan jika ada problem di antara pasangan, contohnya komunikasi, persepsi,dll. Terapi keluarga, dilakukan jika struktur dan fungsi dalam suatu keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bila salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, akan menghipnotis keadaan dan interaksi dalam keluarga dan sebaliknya, keadaan keluarga akan menghipnotis gangguan serta prognosis pasien. Untuk itu seluruh anggota keluarga diwajibkan hadir pada setiap sesi terapi. Terapi kelompok, dilakukan terhadap sekelompok pasien (misalnya enam atau delapan orang), oleh satu atau dua orang terapis. Metode dan caranya bervariasi; ada yang suportif dan bersifat edukasi, ada yang interpretatif dan analitik. Kelompok ini sanggup terdiri atas pasien-pasien dengan gangguan yang berbeda, atau dengan problem yang sama, contohnya gangguan makan, penyalahgunaan zat, dll. Diharapkan mereka sanggup saling memperlihatkan dukungan dan impian serta sanggup berguru perihal cara gres mengatasi problem yang dihadapi.
f.    Menurut nama pembuat teori atau perintis metode psikoterapeutiknya, psikoterapi dibagi menjadi psikoanalisis Freudian, analisis Jungian, analisis transaksional Eric Berne, terapi rasional-emotif Albert Ellis, konseling non-direktif Rogers, terapi Gestalt dari Fritz Perls, logoterapi Viktor Frankl, dll.

g.    Menurut teknik pemanis khusus yang digabung dengan psikoterapi, contohnya narkoterapi, hypnoterapi, terapi musik, psikodrama, terapi permainan dan peragaan (play therapy), psikoterapi religius, dan latihan meditasi.
h.    Yang belum disebutkan dalam pembagian di atas namun akhir-akhir ini banyak digunakan antara lain: konseling, terapi interpersonal, intervensi krisis.

C.    MASALAH-MASALAH PSIKOSOSIAL
Adalah problem kejiwaan dan kemasyarakatan yang memiliki imbas timbal balik,sebagai jawaban terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapatmenimbulkan gangguan jiwa.
Contoh-contoh problem psikosial antara lain :
a.    Psikotik Gelandangan.
b.    Pemasungan Penderita Gangguan Jiwa.
c.    Masalah Anak : Anak Jalanan, Penganiayaan Anak.
d.    Masalah Anak Remaja : Tawuran, Kenakalan.
e.    Penyalahgunaan Narkotika Dan Psikotropika.
f.    Masalah Seksual : Penyimpangan Seksual, Pelecehan Seksual, Eksploitasi Seksual.
g.    Tindak Kekerasan Sosial.
h.    Stress Pasca Trauma.
i.    Pengungsi/Migrasi.
j.    Masalah Usia Lanjut Yang Terisolir.
k.    Masalah Kesehatan Kerja : Kesehatan Jiwa di Tempat Kesrja,PenurunanProduktifitas,Stres diTempat Kerja.
l.    Dan Lain-Lain : HIV/AIDS.

D.    PSIKOTERAPI SUPORTIF TERHADAP MASALAH PSIKOSOSIAL
Psikoterapi suportif yang sanggup dilakukan untuk pasien dengan problem psikososial adalah  :
Ventilasi atau katarsis ialah membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya. Sesudahnya biasanya ia merasa lega dan kecemasannya (tentang penyakitnya) berkurang, alasannya yaitu ia kemudian sanggup melihat masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya. Hal ini dibantu oleh perawat dengan sikap yang penuh pengertian (empati) dan dengan anjuran. Jangan terlalu banyak memotong bicaranya (menginterupsi). Yang dibicarakan ialah kekhawatiran, impuls-impuls, kecemasan, problem keluarga, perasaan salah atau berdosa.
Persuasiialah penerangan yang masuk logika perihal timbulnya gejala-gejala serta baik-baiknya atau fungsinya gejala-gejala itu. Kritik diri sendiri oleh pasien penting untuk dilakukan. Dengan demikian maka impuls-impuls yang tertentu dibangkitkan, diubah atau diperkuat dan impuls-impuls yang lain dihilangkan atau dikurangi, serta pasien dibebaskan dari impuls-impuls yang sangat menganggu. Pasien pelan-pelan menjadi yakin bahwa gejala-gejalanya akan hilang.
Sugestiialah secara halus dan tidak eksklusif menanamkan pikiran pada pasien atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang. Perawat sendiri harus memiliki sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional serta memperlihatkan empati. Pasien percaya pada perawat sehingga kritiknya berkurang dan emosinya terpengaruh serta perhatiannya menjadi sempit. Ia mengharap-harapkan sesuatu dan ia mulai percaya. Bila tidak terdapat gangguan kepribadian yang mendalam, maka sugesti akan efektif, umpamanya pada reaksi konversi yang gres dan dengan konflik yang dangkal atau pada neurosa cemas setelah kecelakaan.
Penjaminan kembaliatau reassurance dilakukan melalui komentar yang halus atau sambil kemudian dan pertanyaan yang hati-hati, bahwa pasien bisa berfungsi secara adekuat (cukup, memadai). Dapat juga diberi secara tegas berdasarkan kenyataan atau dengan menekankan pada apa yang telah dicapai oleh pasien.
Bimbingan ialah memberi nasehat-nasehat yang mudah dan khusus (spesifik) yang bekerjasama dengan problem kesehatan (jiwa) pasien biar ia lebih sanggup mengatasinya, umpamanya perihal cara mengadakan hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, bekerja dan belajar, dan sebagainya.
Penyuluhanatau konseling (counseling) ialah suatu bentuk wawancara untuk membantu pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik, biar ia sanggup mengatasi suatu problem lingkungan atau sanggup menyesuaikan diri. Konseling biasanya dilakukan sekitar problem pendidikan, pekerjaan, ijab kabul dan pribadi.
Kerja kasus sosial(social casework) secara tradisional didefinisikan sebagai suatu proses proteksi oleh seorang yang terlatih (pekerja sosial atau social worker) kepada seorang pasien yang memerlukan satu atau lebih pelayanan sosial khusus. Fokusnya ialah pada problem luar atau keadaan sosial dan tidak (seperti pada psikoterapi) pada gangguan dalam individu itu sendiri. Tidak diadakan perjuangan untuk mengubah pola dasar kepribadian, tujuannya ialah hanya hendak menangani problem situasi pada tingkat realistik (nyata).
Terapi kerjadapat berupa sekedar memberi kesibukan kepada pasien, ataupun berupa latihan kerja tertentu biar ia terapil dalam hal itu dan berkhasiat baginya untuk mencari nafkah kelak.   

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Psikoterapi yaitu salah satu jenis pengobatan dengan cara-cara psikogenik yang dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus dengan banyak sekali macam cara dan metode yang bersifat psikogenik. Terapi ini banyak digunakan pada pasien-pasien dengan gangguan psikososial menyerupai gelandangan, gangguan jiwa, anak jalanan, penganiayaan anak, pengguna narkoba, problem seksual dan sebagainya.

B.    SARAN
Adapun saran yang sanggup kami berikan pada makalah ini yaitu dalam melaksanakan psikoterapi sangatlah diharapkan komunikasi yang terapeutik alasannya yaitu dalam psikoterapi kita banyak berintaraksi dengan pasien dengan memakai komunikasi. Kaprikornus sebagai perawat yang ingin melaksanakan psikoterapi haruslah mengasai tehnik komunikasi terapeutik yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.evms.edu/psychiatry/residency/psychotherapy.html

Maramis WF; Psikoterapi, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa ed. 7, Airlangga University, 1998 : hal : 483-497.

Tomb, David A: Buku Saku Psikiatri, ed-6, EGC, 2004

Kaplan, Sadock’s ; Psikoterapi, Sinopsis Psikiatri, Edisi Ketujuh, Jilid 2,  hal 383 – 442.

Corey Gerald; Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Refika Aditama.

Hukom.A.J,dr. Hypnotherapy. Yayasan Dharma Graha, 1979 :hal: 9-14

Bachtiar, Didi. Tatalaksana Psikoterapi Untuk Pasien Mental. Grafika Utama Sakti. 1977.

Elvira SD. Kumpulan Makalah Psikoterapi, Balai Penerbit FKUI, 2005: 5,7, 9.


                                                 DOWNLOAD

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Psikoterapi Suportif Pada Pasien Dengan Dilema Psikososial"

Post a Comment