Contoh Askep Kondom

 Kondom yaitu alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit Contoh Askep KondomBAB I
KONSEP MEDIS

1.    Pengertian

Kondom yaitu alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada ketika bersengama yang biasanya dibentuk dari karet latex dan dipakaikan pada kelamin laki-laki atau perempuan pada keadaan ereksi sebelum bersenggama.

Prinsip kerja kondom dalam mencegah kehamilan yaitu dengan mengahalangi cairan sperma masuk kedalam liang vagina.

Kondom dibentuk dari karet yang sangat tipis dan relatif berpengaruh yang digunakan dengan cara menutupi atau membungkus  penis semoga sperma yang keluar tidak tumpah ke dalam vagina. Kondom dibentuk setipis mungkin semoga tidak terlalu mengganggu persenggamaan. Secara teoritis kondom juga dibentuk sangat kuat, sehingga tidak akan koyak oleh tabrakan penis atau ejakulasi. Selain itu, penis juga dilengkapi dengan jenis cairan pelumas untuk memudahkan dalam pemakaiannya. Kalau diamati, pada ujung kondom terdapat sebuah kantung kecil yang meyerupai putting susu. Gunanya yaitu untuk menampung sperma yang keluar.

Menengok sejarah kondom, ternyata kondom telah digunakan oleh orang mesir kuno semenjak 1000 SM, pada ketika itu materi yang digunakan yaitu Linen. Sedangkan didaratan eropa, kondom telah digunakan semenjak tahun 100-200 masehi, dengan ditemukannya lukisan di gua Combrelles, Prancis.

2.    Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dari kondom antara lain :
1.    Mudah dipakai
2.    Mudah didapat
3.    Tidak memerluka pengawasan mendis
4.    Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
5.    Efek samping hampir tidak ada
6.    Membantu mencegah kanker leher rahim
7.    Dapat digunakan sebagai penangkal virus HIV

Adapun kekurangan dari alat ini antara lain :
1.    Ada yang beranggapan bahwa kondom sanggup mengurangi tingkat kepuasan
2.    Dapat terjadi reaksi hipersensitivitas
3.    Penis harus harus dicabut dari vagina segera sesudah terjadi ejakulasi untuk mencegah tumpahya sperma ke dalam vagina
4.    Tidak mudah lantaran harus selalu diganti jikalau ingin bekerjasama seksual
5.    Agak repot pengguanaannya.
6.    Sulit dipasarkan pada manyarakat berpendidikan rendah.

3.    Cara Penggunaan

Cara penggunaan kondom ini amatlah gampang dan sederhana. Pertama-tama, sesudah kemasan dibuka akan ditemukan gulungan karet yang mirip karet gelang. Lalu penggalan dari ujung kondom yang mirip putting susu dipencet untuk mengeuarkan udara. Hal ini perlu diperhatikan alasannya yaitu bila masih ada sisa udara dikhawatirkan kondom akan pecah disaat cairan mani menyemprot ke luar. Segera sesudah ereksi, sarungkanlah dengan membuka gulungan kondom hingga ke pangkal penis. Setelah melaksanakan senggama, penis harus segera dikeluarkan. Ini dimaksudkan semoga penis tidak mengecil didalam vagina yang sanggup mengakibatkan tumpahnya cairan sperma kedalam vagina.

Cara mengeluarkan penis yang bersarung kondom ini juga harus hati-hati. Caranya yaitu dengan memegang penggalan pangkal kondom semoga cairan sperma tidak tumpah.

4.    Bahan Pembuat Kondom

Kondom terbuat dari materi latex dan polyurethane. Perbedaannya yaitu kondom berbahan polyurethane lebih tipis dan nyaman dan jarang sekali terjadi reaksi alergi. Tetapi, dibandingkan dengan kondom latex, materi ini kurang lentur dan harganya mahal. Kondom latex juga terbukti sanggup mencegah penyakit akhir korelasi seksual.

5.    Kondom Wanita

Kondom perempuan merupakan suatu metode kontrasepsi yang terbuat dari lembaran latex atau polyurethane berlubikasi disertai nonoxilong. Kondom perempuan menutupi vulva, vagina dan serviks. Kegunaanya kurang lebih sama dengan kondom pria. Tapi, dibandingkan dengan kondom pria, kondom perempuan mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya :
1.    Dengan menggunakan kondom ini, otomatis perempuan bisa menjadi pemegang kendali dalam penggunaan alat kontrasepsi.
2.    Pasangan sanggup lebih menikmati acara seksualnya
3.    Lebih tahan robek
4.    Dapat digunakan kapan saja termasuk ketika tiba bulan.

 Tetapi disamping itu niscaya ada kekurangan dari kondom perempuan ini, yaitu :
1.    Relatif lebih mahal dibandingkan dengan kondom pria
2.    Perlu keterampilan khusus untuk sanggup memakainya
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

1.    Pengkajian
  
a.    Pengumpulan data

-    Klien menyampaikan bahwa ia kurang menikmati acara seksualnya jikalau menggunakan kondom
-    Klien bertanya ihwal kelebihan dan kekurangan menggunakan kondom
-    Klien menyampaikan bahwa ia enggan melakkukan korelasi seksual jikalau menggunakan kondom
-    Tampak penurunan keharmonisan korelasi klien dengan pasangannya
-    Klien terlihat sering bertanya kepada perawat

b.    Klasifikasi data
2.     Diagnosa Keperawatan

1.    Perubahan contoh seksualitas bekerjasama dengan penggunaan alat kontasepsi pengunaan kondom
Ditandai dengan :
DS :
a.    Klien menyampaikan bahwa ia kurang menikmati acara seksualnya jikalau menggunakan kondom
b.    Klien menyampaikan bahwa ia enggan melakkukan korelasi seksual jikalau menggunakan kondom
DO :
Tampak penurunan keharmonisan korelasi klien dengan pasangannya

2.    Resiko alergi bekerjasama dengan hipersensitivitas

3.    Kurang pengetahuan bekerjasama dengan kurangnya informasi
Ditandai dengan :
DS :
Klien bertanya ihwal kelebihan dan kelemahan menggunakan kondom
DO :
Klien terlihat sering bertanya terutama kepada perawat


3.    Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1
Perubahan contoh seksualitas bekerjasama dengan pengunaan alat kontrasepsi kondom
Tujuan :
Klien mengungkapkan kepuasannya dalam bekerjasama seksual
Kriteria :
1.    Peningkatan keharmonisan korelasi klien degan pasangannya
2.    Peningkatan kepuasan acara seksual klien
Intervensi
1.    Kaji tingkat kepuasan klien dalam bekerjasama seksual
R/ : Indikator perubahan pola
2.    Kaji riwayat seksual
R/ : Patokan pergeseran contoh seksual klien
3.    Identifikasi faktor penyebab ketidakpuasan
R/ : Pegangan dalam penentuan tindakan yang dibutuhkan sempurna guna
4.    Gali korelasi antara klien dengan pasangannya
R/ : Mengidentifikasi dampak perubahan contoh bagi korelasi pasangan
5.    Dorong klien untuk mengungkapkan hal apa yang ingin dilakukannya untuk meningkatkan kepuasannya
R/ : Meningkatkan tugas aktif klien
6.    Anjurkan klien untuk melaksanakan acara bersama pasangannya
R/ : Menjaga korelasi klien dengan pasangannya
7.    Lakukan penyuluhan kesehatan
R/ : Membantu menambah tingkat kepuasan klien

Diagnosa 2
Resiko alergi bekerjasama dengan hipersensitivitas
Tujuan :
Klien terhindar dari kondisi alergi yang parah
Kriteria :
Tidak ada gatal, kemerahan ataupun gejala hipersensitivitas lainnya yang berlangsung dalam waktu lama
Intervensi :
1.    Kaji riwayat alergi
R/ : Riwayat alergi sebelumnya sanggup menjadi indikasi tidak digunakannya materi yang sama
2.    Kaji kondisi kulit klien terutama disekitar penis
R/ : Gatal, kemerahan, dsb sanggup menjadi tanda awal hipersensitivitas
3.    Anjurkan kepada klien untuk menghetikan peggunaan kondom jikalau terdapat gejala hipersensitivitas
R/ : Penggunaan berkelanjutan sanggup memperparah keadaan hipersensitivitas
4.    Rujuk pada dokter ahli
R/ : Melalui doker jago sanggup dilakukan penentuan jenis kondom ataupun alat kontrasepsi yang tepat

Diagnosa 3
Kurang pengetahuan bekerjasama dengan kurangnya informasi
Tujuan :
Klien mengetahui kelebihan dan kelemahan menggunakan kondom
Kriteria :
Klien bisa menjelaskan kelebihan dan kelemahan menggunakan alat kontrasepsi kondom
Intervensi :
1.    Kaji tingkat pengetahuan klien
R/ : Indikator tingkat pemahaman klien
2.    Beri dorongan kepada klien untuk mengajukan pertanyaan seputar hal yang tidak dimengerti oleh klien
R/ : Meningkatkan rasa ingin tahu dan ketertarikan klien
3.    Beri klarifikasi mengenai hal-hal yang tidak dimengerti kepada klien
R/ : Meningkatkan pemahaman klien

DAFTAR PUSTAKA

Adelle, Pilliteri. 2002. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC
Bebekjantan. 2009. Pengertian Kondom. bebekjantan.wordpress.com
Berlianto, Andry. 2008. Kondom Wanita. www.mail-archive.com
Capernito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Julie. 2009. Memilih Alat Kotrasepsi. julie. blogdetik.com
Kluthux, Sepur. 2009. Kondom Alat Kontrasepsi. sepurkluthux.blogspot.com
Manuaba, Bagus Ida Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC
            . 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
PT. Globalinter Netura. 2003. Alat Kontrasepsi. www.yakita.or.id

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Askep Kondom"

Post a Comment