Askeb Iv Patologi Kebidanan “Hiperemesis Gravidarum”

ASKEB IV PATOLOGI KEBIDANAN
“HIPEREMESIS GRAVIDARUM”


 lantaran atas limpahan rahmat dan karunianyalah sehingga kami sanggup menuntaskan makalah i ASKEB IV PATOLOGI KEBIDANAN “HIPEREMESIS GRAVIDARUM”

DISUSUN OLEH KELOMPOK II
ELZYA J.        : AK
FEBRIANA A.    : AK 120055
FINARTI        : AK 120056
IDA SUMARNI    : AK 120058


YAYASAN KESEHATAN NASIONAL
AKADEMIK KEBIDANAN
BAUBAU
2014


KATA PENGANTAR
   
        Puji syukur  kami ucapkan kehadirat Allah SWT  lantaran atas limpahan rahmat dan karunianyalah sehingga kami sanggup menuntaskan makalah ini tepat pada waktunya.dan tak lupa pula kita hanturkan salawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang.
        Terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun...

Baubau 11,04,2014


DAFTAR ISI


KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB    I. PENDAHULUAN
            I.1. Latar Belakang
      I.2. Tujuan Penulisan

BAB    II. PEMBAHASAN
        II.1. Pengertian hiperemesis gravidarum
        II.2. Etiologi
        II.3. Tanda dan Gejala
        II.4. Pembagian hiperemesis gravidarum
        II.5. Penatalaksanaan

BAB    III. PENUTUP
        III.1. Kesimpulan
        III.2. Saran

DAFTAR  PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

        Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus diperhatikan, alasannya yaitu kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam jangka waktu 9 bulan kemudian siap dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama masa kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu sesuai dengan situasi dan kondisi. Salah satu hal patologis ialah hyperemesis gravidarum dan Abortus.

     Hyperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan disaat kehamilan, yang mengakibatkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat tubuh dan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik semoga pertumbuhan dan perkembangan bayi secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami Hyperemesis Gravidarum, nutrisi ibu berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Masalah ini perlu diatasi dan ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal ini harus sesuai dengan keadaan ibu.
Abortus yaitu berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin bisa bertahan hidup.(Obstetri Williams. Hal: 951). Ibu hamil yang mengalami pengguguran akan mengalami perdarahan, gangguan psikologis. Oleh lantaran itu kelompok kami membahas mengenai Asuhan keperawatan Abortus. Agar kita bisa memperlihatkan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

B.    TUJUAN PENULISAN
    Untuk mengetahui dan menambah wawasan lebih dalam perihal hiperemesis grawidarum

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian
Hiperemesis Gravidarum ialah :
  Mual-muntah yang berlebihan pada perempuan hamil hingga menganggu pekerjaan sehari-hari lantaran keadaan umumnya menjadi buruk, lantaran terjadi dehidrasi.   ( Obstetri patologi. 1984 : 84 )
  Hiperemesis Gravidarum yaitu mual dan muntah berlebihan selama masa hamil ( Helen verney. Asuhan Kebidanan .2007,hal:608)
  Hiperemesis Gravidarum yaitu mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
  Hiperemesis Gravidarum yaitu mual dan muntah dengan intensitas sedang sering terjadi hingga gestasi sekitar 16 minggu.
     (Obstetri Willson.2006.hal:1424)
  Hiperemesis gravidarum yaitu muntah yang terjadi hingga umur kehamilan 20 minggu, begitu ahli dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat tubuh menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan lantaran penyakit ibarat Appendisitis, Pielitis dan sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com/.
  Hiperemesis Gravidarum yaitu suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada ahad kelima hingga dengan ahad kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda
     (http://healthblogheg.blogspot.com/).
  Kaprikornus mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu kegiatan sehari-hari

B.     Etiologi
    Penyebab Hiperemesisi Gravidarum secara niscaya belum diketahui. Menurut Chin dkk,1990; Goodwin mentero, Mostman, 19920) Mengemukakan Hiperemesis Gravidarum sanggup disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertiroidisme, yang mungkin disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Beberapa faktor predisposisi sbb :
1.      Primigravida, mola hidotidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akhir             peningkatan kadar HCG.
2.      Faktor organik, lantaran masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan             perubahan metabolik.
3.      Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut         terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab.
4.      Faktor Endokrin : Hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.

    Mual muntah disebabkan oleh masuknya kepingan vilus ke dalam peredaran darah ibu, perubahan endokrin contohnya hipofungsi cortex gi suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung.

C.    Tanda dan Gejala
a.       Muntah yang berat
b.      Haus
c.       Dehidrasi
d.      Berat tubuh turun
e.       Keadaan umum mundur
f.       Kenaikan suhu
g.      Icterus
h.      Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium)
i.        Laboratorium : protein, aseton, urobilinogen,  dalam urine bertambah,    silinder +


D.    Pembagian Hiperemesis Gravidarum
Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis sanggup dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :
1.    Tingkatan I = Ringan
Mual muntah terus sehingga penderita lemah, tidak mau makan, nadi meningkat hingga sekitar 100 denyut permenit, tekanan darh sistolik menurun, BB menurun, nyeri di epigastrium, turgor menurun, pengecap kering, mata cekung.
2.      Tingkat II = Sedang
Mual dan muntah yang ahli sehingga keadaan umum penderita lebih parah : lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, pengecap kering dan kotor, tanda-tanda kekurangan cairan tubuh semakin jelas, nadi kecil an cepat, suhu tubuh naik, tensi semakin menurun, mata cekung, icterus ringan, BB menurun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapt tercium dalam hawa pernapasan, dan sanggup terjadi asetonuria.
3.    Tingkat III = Berat
•    Keadaan umum perempuan tersebut makin menurun, tanda kekurangan cairan tubuh makin tampak, muntah berkurang, tekanan darh menurun, nadi makin kecil dan cepat, suhu tubuh meningkat.
•    Gangguan faal hati termanifestasi dari tanda-tanda icterus.
•    Keadaan menurun dari somnolen hingga koma, komplikasi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) dengan tanda-tanda : nistagmus, diplopia dan perubahan
•    mental. Keadaan ini akhir sangat kekurangan zat masakan termasuk vitamin B kompleks.
Hiperemesis gravidarum ada yang kronik dan ada yang akut.
Hiperemesis gravidarum kronik yaitu kemunduran terjadi dengan lambat laun.
Hiperemesis gravidarum akut yaitu kemunduran terjadi dalam beberapa hari contohnya 1 minggu.


E.     Penatalaksanaan
Pertama-tama, bila ada keluhan hiperemesis gravidarum disingkirkan adanya gangguan sistematik lainnya, ibarat ulkus peptikum, hepatitis, pielonefritis dan tumor otak yang sanggup menjadikan tanda-tanda muntah. Langkah yang paling baik yaitu pencegahan, sehingga emesis gravidarum yang dijumpai pada perempuan hamil tidak bermetamorfosis hiperemesis gravidarum. Peran bidan dan perawat yaitu memberi penyuluhan kepada calon ibu dalam menghadapi gangguan mual dan muntah pada awal kehamilannya. Para calon ibu perlu diyakinkan bahwa kehamilan dan persalinan yaitu suatu proses fisiologis dan gangguan mual muntah ini akan menghilang sesudah kehamilan 4 bulan (16 minggu).
Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan menghindari masakan berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta berbumbu merangsang masakan yang mengandung karbohidrat (biskuit kering, roti bakar) lebih baik dari pada gula-gula dan coklat sebagai sumber energi. Untuk mengurangi keluhan mual muntah. Wanita hamil tersebut dianjurkan untuk makan biskuit atau roti kering / bakar dengan teh hangat sebelum turun dari daerah tidur dan melakukan aktivitas. Apabila muntah terus berlanjut dan menganggu kehidupan sehari-hari, perempuan tersebut perlu dirawat inap di RS, dengan penatalaksanaan sebagai berikut :

1.    Wanita dirawat dikamar tersendiri yang tenang, tetapi terang dengan ventilasi udara yang baik, membatasi pengunjung, dengan perubahan suasana, pendampingan oleh bidan / perawat dan orang terdekat serta info dan komunikasi yang baik saja sering sengaja muntah sudah berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
2.    Pemberian cairan pengganti
    Perlu diberi cairan intravena bila ada tanda-tanda dehidrasi. Cairan yang digunakan
biasanya dextrose5 % dalan larutan fisiologik sebanyak 2-3 liter perhari
tergantung tingkat dehidrasi. Bila perlu diberi pelengkap kalium dan vitamin B kompleks dan C. Bila ada kekurangan protein juga sanggup diberi asam amino secara intravena.

3.      Pendekatan Psikologik
Wanita perlu diyakinkan bahwa penyakitnya dapt disembuhkan, hilangnya rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan pendekatan konseling dan dan mencoba menemukan konflik serta mencari jalan penyelesaian problem
psiko-sosial yang menjadi beban dan penggagas adanya hiperemesis gravidarum. Kalau perlu dan memungkinkan konsultasi dengan pekerja sosial, petugas pastoral dan psokolog.

4.     Penghentian Kehamilan
    Pada beberapa kasus pengobatan hoperemesis gravidarum tidak berhasil dan kondisi pasien menjadi makin memburuk. Perlu investigasi medik dan psikologis yang teliti untuk mengetahui gangguan sistemik dan beratnya komplikasi. Adanya delirium, somnolen hingga koma, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam kondisi demikian secara medik perlu adanya pertimbangan untuk penghentian kehamilan. Keputusan ini tidak gampang ditetapkan lantaran dengan pertimbangan budpekerti dihentikan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak menunggu hingga kondisi irreversible pada organ vital.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
    Hyperemesis Gravidarum yaitu memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat tubuh sangat turun, turgor kulit kurang, dan timbul aceton dalam air kencing. Hyperemesis Gravidarum disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertroidisme yang mungkin disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Menurut berat ringannya tanda-tanda hyperemesis dibagi 3 tingkatan yaitu :
1.    Tingkatan 1        : Ringan, mual muntah sehingga penderita lemah
2.    Tingkatan 2        : Sedang, mual dan muntah yang ahli keadaan penderita lebih parah
-       Tingkatan 3        :  Berat, keadaan perempuan makin menurun dari tingkatan 2

B.    Saran
    Dengan mempelajari dan memahami perihal hyperemesis Gravidarum dan abortus pada ibu hamil. Mahasiswa dibutuhkan bisa memperlihatkan asuhan keperawatan yang tepat. Kami mohon maaf kalau ada kesalahan kata-kata dalam penulisan makalah ini, penulis juga meminta kritik dan saran semoga bisa memperbaiki. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Padjajaran, FK. 1984. Obstetri Patologi. Bandung :Elstan offset

St. Carolus Komisi Keperawatan. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Hyperemesis Gravidarum. Jakarta : Komisi Keperawatan St. Carolus

Susan M. Weiner. 1989. Clinical Manual of Maternity and Gynecologic Nursing

Wiknjosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono    Prawiroharjo



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Askeb Iv Patologi Kebidanan “Hiperemesis Gravidarum”"

Post a Comment