Makalah Askeb Iii (Nifas) “Perubahan Sistem Reproduksi Dan Hematologi”

MAKALAH
ASKEB III (NIFAS)
“perubahan sistem reproduksi dan hematologi”

  perubahan sistem reproduksi dan hematologi MAKALAH ASKEB III (NIFAS) “perubahan sistem reproduksi dan hematologi”

DISUSUN OLEH KELOMPOK  2
ANGGOTA :
AMALIA NINGSIH ROSMALA DEVI
FIRDHA AFRILIA RUSTAM
NIWAYAN NOVIANI
NURSUCIATRI
MUSTIAMA
SATRIANA
SITTI ZUHRA ISNAINI
SRI RAHAYU
WD. AINUN JARIAH
WD.NETTY YULIANI KUMALASARI

AKADEMI KEBIDANAN BUTON RAYA
TAHUN AKADEMIK 2009


KATA PENGANTAR


Segala Puji Bagi Tuhan seluruh alam atas Rahmat dan hidayah_Nya, sehingga penulis sanggup menuntaskan makalah yang berjudul “PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI DAN HEMATOLOGI PADA IBU NIFAS”

Makalah ini disusun sesuai dengan sumber informasi dan perkembangan kurikulum terbaru khususnya pada mata kuliah ASKEB III (NIFAS). Harapan kami dengan adanya makalah ini sanggup menjadi sumber informasi yang berkhasiat bagi para pendengar dan pembaca.

Kami sebagai penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian kiprah ini masih jauh dari sempurna. Oleh lantaran itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan supaya makalah ini menjadi sempurna. Terimakasih.



                            Bau-Bau 28 November 2010


                                penulis




DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.....................................................................................................        i

KATA PENGANTAR...................................................................................................        ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................        iii

BAB I    PENDAHULUAN
A.    Latar belakang..............................................................................        1
B.    Rumusan masalah.........................................................................        1
C.    Tujuan..........................................................................................        1
BAB II    PEMBAHASAN................................................................................            3
BAB III    PENUTUP
A.    Kesimpulan ..................................................................................        5
B.    Saran..............................................................................................            6

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................            7



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali menyerupai keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 ahad atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem badan wanita, diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan pada gejala vital. Pada masa postpartum perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi menyerupai ketika sebelum hamil.
B.    Rumusan masalah

Rumusan duduk masalah pada pembahasan ini yaitu :
a.    Perubahan pada sistem reproduksi  pada masa nifas
b.    Perubahan pada sistem hematologi pada masa nifas

C.    Tujuan

Untuk mengetahui perubahan perubahan pada sistem reproduksi dan perubahan hematologi pada masa nifas

BAB II
PEMBAHASAN

A.    SISTEM REPRODUKSI

Walaupun istilah involusi ketika ini telah dipakai untuk menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan jalan masuk reproduktif, kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya. (Varney’s Midwivery)

         Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali menyerupai keadaan sebelum hamil. Perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi.(Ilmu  Kebidanan, Prof, Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo, SpOG)

         Perubahan yang terjadi di dalam badan seorang perempuan sangatlah menakjubkan. Uterus atau rahim yang berbobot 50 gram sebelum kehamilan secara perlahan-lahan bertambah besarnya hingga 1 kg selama masa kehamilan dan setelah persalinan akan kembali ke keadaan sebelum hamil. Seorang bidan sanggup membantu ibu untuk memahami perubahan-perubahan ini.

1.    Uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 50 gram. Involusi uteri sanggup juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil.

Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan decidua/endometrium dan pengelupasan lapisan pada kawasan implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan kawasan uterus, warna dan jumlah lochia.Proses involusi uterus yaitu sebagai berikut :
a)    Iskemia miometrium
b)    Autolysis
c)    Efek oksitosin

Penurunan ukuran uterus yang cepat itu dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi organ pelviks. Segera setelah proses persalinan puncak fundus kira-kira dua pertiga hingga tiga perempat dari jalan atas diantara simfisis pubis dan umbilicus. Kemudian naik ke tingkat umbilicus dalam beberapa jam dan bertahan hingga satu atau dua hari dan kemudian secara berangsur-angsur turun ke pelviks yang secara abdominal tidak sanggup terpalpasi di atas simfisis setelah sepuluh hari.
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga karenanya kembali menyerupai sebelum hamil
1.    Bayi lahir fundus uteri setinggi sentra dengan berat uterus 1000 gr
2.    Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah sentra dengan berata uterus 750 gr
3.    Satu ahad post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan sentra simpisis dengan berat uterus 500 gr
4.    Dua ahad post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr
5.    Enam ahad postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr

2.    Servick
Serviks mengalami involusi tolong-menolong uterus. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks postpartum yaitu bentuk serviks yang akan menganga menyerupai corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang sanggup mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seperti pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman lantaran penuh pembuluh darah.
Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum sanggup dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak lantaran robekan dalam persalinan. Pada final ahad pertama hanya sanggup dilalui oleh 1 jari saja, dan bulat retraksi berafiliasi dengan belahan atas dari canalis cervikallis.

         Pada serviks terbentuk sel-sel otot gres yang mengakibatkan serviks memanjang menyerupai celah. Karena hyper palpasi ini dank arena retraksi dari serviks, robekan serviks menjadi sembuh. Walaupun begitu, setelah involusi selesai, ostium externum tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil, pada umumnya ostium externum lebih besar dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Oleh robekan ke samping ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang pada serviks.

3.    Lochia
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari decidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Decidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan decidua tersebut dinamakan Lochia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat.
Lochia yaitu ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan memiliki reaksi basa/alkalis yang sanggup menciptakan organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochia memiliki basi yang busuk meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Secret mikroskopik Lochia terdiri dari eritrosit, peluruhan deciduas, sel epitel dan bakteri. Lochia mengalami perubahan lantaran proses involusi.
 Pengeluaran Lochia sanggup dibagi menurut waktu dan warnanya diantaranya :
a.    Lochia Rubra/ merah (kruenta)
Lochia ini muncul pada hari pertama hingga hari ketiga masa postpartum. Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dans erabut dari deciduas dan chorion. Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah.
b.    Lochia serosa
Lochia ini muncul pada hari kelima hingga kesembilan postpartum. Warnanya biasanya kekuningan atau kecoklatan. Lochia ini terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.
darah.

c.    Lochia sanguilenta
Lochia ini muncul waktu 3-7 hari, warnanya putih bercampur darah, ciri-cirinya sisa darah bercampur lendir.

d.    Lochia Alba
Lochia ini muncul lebih dari hari kesepuluh postpartum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan dan lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
Bila pengeluaran Lochia tidak lancar maka disebut Lochiastasis. Kalau Lochia tetap berwarna merah setelah 2 ahad ada kemungkinan tertinggalnya sisa plasenta atau lantaran involusi yang kurang tepat yang sering disebabkan retroflexio uteri.

           Lochia memiliki suatu karakteristik basi yang tidak sama dengan secret menstrual. Bau yang paling besar lengan berkuasa pada Lochia Serosa dan harus dibedakan juga dengan basi yang pertanda infeksi.
Lochia disekresikan dengan jumlah banyak pada awal jam postpartum yang selanjutnya akan berkurang sejumlah besar sebagai lochia rubra, sejumlah kecil sebagai lochia serosa dan sejumlah lebih sedikit lagi lochia alba.
    Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila perempuan postpartum berada dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akhir pembuangan bersatu di vagina belahan atas manakala perempuan dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar manakala ia berdiri.
Total jumlah rata-rata pembuangan Lochia kira-kira 8 hingga 9 oz atau sekitar 240 hingga 270 ml. (Varney’s Midwifery)
4.    Vulva
Vulva dan vagina mengalami pengutamaan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama setelah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 ahad vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol.
5.    Perineum dan vagina
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur lantaran sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapat kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan ketika sebelum persalinan pertama. Meskipun demikian, latihan otot perineum sanggup mengembalikan tonus tersebut  dan sanggup mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini sanggup dilakukan pada final puerperium dengan latihan harian.
6.    Payudara
Perubahan pada payudara sanggup mencakup :
a)    Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.
b)     Kolostrum sudah ada ketika persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
c)    Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi

B.    HEMATOLOGI

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih sanggup mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa postpartum. Jumlah sel darah putih tersebut masih sanggup naik lagi hingga 25000 atau 30000 tanpa adanya kondisi patologis bila perempuan tersebut mengalami persalinan lama.
 Jumlah hemoglobine, hematokrit dan erytrosyt akan sangat bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai akhir dari volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi perempuan tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 ahad postpartum.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
         Perubahan yang terjadi di dalam badan seorang perempuan sangatlah menakjubkan. Uterus atau rahim yang berbobot 50 gram sebelum kehamilan secara perlahan-lahan bertambah besarnya hingga 1 kg selama masa kehamilan dan setelah persalinan akan kembali ke keadaan sebelum hamil. Seorang bidan sanggup membantu ibu untuk memahami perubahan-perubahan ini.
Perubahan-perubahan reproduksi yaitu pada :
a)    Uterus
b)    Servick
c)    Lochia
d)    Vulva
e)    Perineum dan vagina
f)    Payudara
    Perubahan hematologi
a)    Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
b)    Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih sanggup mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa postpartum.
c)    Jumlah hemoglobine, hematokrit dan erytrosyt akan sangat bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai akhir dari volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi perempuan tersebut

B.    Saran
Banyak perubahan perubahan yang dialami semenjak pada masa nifas salah satunya pada sistem  reproduksi hematologi, olehnya lantaran itu bidan dan petugas kesehatan menjelaskan kepada ibu bahwa perubahan-perubahan ini merupakan hal yang fisiologis.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 73-80)

Bambang, W. 2009. Masa Nifas. obfkumj.blogspot.com/ diunduh 9 Feb 2010, 04:07 PM.

Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.

scribd.com/doc/17226035/Post-Partum-Oke diunduh 8 Feb 2010, 11:46 PM.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Askeb Iii (Nifas) “Perubahan Sistem Reproduksi Dan Hematologi”"

Post a Comment