Contoh Kti Asuhan Keperawatan Klien Ny. “I” Dengan Post Partum Aterm Lbk Primipara Hari Pertama Di Ruang Nifas Rs Tk. Ii Pelamonia

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas bimbingan serta limpahan rahmatNya, sehingga penulis sanggup menuntaskan karya tulis ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Partum Aterm LBK “ di Ruangan     Kamar  Nifas di Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar”.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menuntaskan karya tulis ini, masih banyak kekurangan yang terjadi dan masih jauh dari kesempurnaan, namun berkat bimbingan, dukungan dan dorongan dari aneka macam pihak sehingga karya tulis ini sanggup diselesaikan meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Dalam penyusunan karya tulis ini bukanlah semata-mata hasil karya penulis sendiri, melainkan bimbingan Tuhan Yang Maha Pengasih serta dukungan dan bimbingan
1.    Dr. Hj. Rostiaty Natsir, MSPH, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Makassar.
2.    Hj. Nani Russa, SKM. MSi, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Makassar beserta staf dosen yang telah memperlihatkan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan.
3.    Direktur RS. Tk. II Pelamonia Makassar beserta staff yang telah memperlihatkan izin untuk melaksanakan ujian simpulan praktek.
4.    Hj. Nuraeni Mustari, S.Sit, selaku pembimbing karya tulis ini yang telah banyak tersita waktunya dan bahagia hati membimbing dan memperlihatkan saran-saran dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
5.    Hariani, SKp, selaku dosen pembimbing yang telah memperlihatkan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan karya tulis ini.
6.    Asmi Rahma, AMK, selaku pembimbing di lahan praktek yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
7.    Bapak dan ibu dosen serta staf  Politeknik Keperawatan Tidung Makassar yang telah berjasa dalam membekali penulis dengan aneka macam disiplin ilmu selama dalam mengikuti pendidikan.
8.    Kepada papa dan mama dan saudaraku yang tercinta yang selalu memberi dorongan moril dan materil serta doa restu dan segala pengorbanan kepada penulis selama mengikuti pendidikan.
9.    Sahabat-sahabatku yang tercinta yang selalu menolongku di dalam suka maupun duka.
10.    Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Jurusan Keperawatan Tidung Makassar yang juga turut memperlihatkan support dan saran-saran kepada penuls.
11.    Pihak-pihak lain yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu yang banyak berpartisipasi dalam penulisan karya tulis ini.
Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ini, untuk itu diharapkan para pembaca masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Makassar,    Agustus 2003

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL        i
HALAMAN PERSETUJUAN        ii
HALAMAN PENGESAHAN        iii
RIWAYAT HIDUP        v
KATA PENGANTAR        vii
DAFTAR ISI        ix

BAB    I    PENDAHULUAN        1
A.    Latar Belakang        1
B.    Batasan Masalah        2
C.    Tujuan Penulisan        3
D.    Manfaat Penulisan        3
E.    Metode Penulisan        4
F.    Sistimatika Penulisan        5

BAB    II    TINJAUAN TEORITIS        7
A.    Konsep Dasar Medis        7
1.    Pengertian        7
2.    Perubahan fisiologis pada post partum/nifas        8
3.    Perubahan psikologis pada ibu nifas        12
4.    Perawatan dan pengawasan dalam masa nifas        13
B.    Konsep Dasar Asuhan keperawatan         18
1.    Pengkajian        18
2.    Diagnosa Keperawatan        20
3.    Intervensi Keperawatan          21
4.    Implementasi        31
5.    Evaluasi        32

BAB    III    TINJAUAN KASUS        33
A.    Pengkajian        33
B.    Klasifikasi data        48
C.    Analisa data        49
D.    Prioritas masalah        51
E.    Rencana keperawatan        53
F.    Catatan perkembangan        56

BAB    IV    PEMBAHASAN        62
A.    Pengkajian        62
B.    Diagnosa Keperawatan         63
C.    Perencanaan        65
D.    Pelaksanaan        65
E.    Evaluasi        67

BAB    V    PENUTUP        69
A.    Kesimpulan        69
B.    Saran-Saran        70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dewasa ini bangsa Indonesia tengah menyongsong tahap tinggal landas, yang mana segala upaya ditujukan untuk sanggup meningkatkan kualitas insan dan kualitas masyarakat Indonesia. Peningkatan kesehatan keluarga mustahil sanggup diwujudkan tanpa perbaikan dan peningkatan kesejahteraan ibu.
Pada sebagian besar negara berkembang, janjkematian ibu memegang porsi terbesar dari janjkematian di kalangan perempuan reproduktif. Setiap tahun sekitar setengah juta ibu meninggal lantaran penyakit yang berkaitan dengan kehamilan atau persalinan dan 99% dari janjkematian itu terjadi di negara berkembang (Pusdiknakes, 1993).
Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) pada tahun terakhir ini sangat memprioritaskan upaya meningkatkan pelayanan kese-hatan wanita, dengan penitikberatan khusus pada penurunan angka janjkematian ibu.
Keadaan ibu maternal di Indonesia masih cukup memprihatinkan, lantaran dari hasil survey rumah tangga tahun 1986 memperlihatkan bahwa janjkematian ibu maternal masih tinggi yaitu sebesar 4,5 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab terbanyak dari janjkematian ibu maternal tersebut ialah perdarahan, pre eklampsi dan infeksi. Angka kemudian memperlihatkan bahwa anemia pada ibu hamil masih relatif tinggi yaitu 55 % (Pusdiknakes, 1993).
Berdasarkan data dari cuilan Administrasi Kesehatan RS. Tk. II Pelamonia Makassar, jumlah penderita yang dirawat di ruang perawatan nifas dengan masalah obstetri dan gynekologi pada tahun 2003 (Januari – Juli) sebanyak 609 orang dengan masalah partus aterm sebanyak 356 orang (58,45 %).
Melalui dekade kaum perempuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (1976-1985), penderitaan kaum ibu yang sebagian besar sanggup dicegah itu, diangkat dan diperkenalkan secara lebih luas. Sehat untuk semua pada tahun 2000 hanya akan menjadi slogan kosong jikalau ketimpangan dalam penyediaan pelayanan kesehatan dibiarkan terus berlanjut secara menonjol.
Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan dasar akan sangat membantu menurunkan risiko kehamilan. Namun, komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas membutuhkan keterampilan dan sarana pada tujuan pelayanan kebidanan tingkat pertama, apakah itu rumah sakit kabupaten atau puskesmas (yang dilengkapi dengan tenaga terlatih dan terampil).
B.    Batasan Masalah
Dengan mempertimbangkan latar belakang dilema diatas maka karya tulis ini dibatasi untuk membahas pelaksanaan asuhan keperawatan klien.
Demikian dalam kesempatan ini penulis membahas ‘Asuhan keperawatan Pada Klien Post Partum Aterm LBK di Ruangan Nifas RS. Tk. II Pelamonia Makassar. Dalam hal ini dibutuhkan pengembangan dan peningkatan pelayanan keperawatan khusus pelayanan keperawatan pada ibu post partum
C.    Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Untuk mendapatkan citra perihal pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu post partum masa nifas di RS. Tk. II Pelamonia Makassar dengan pendekatan proses keperawatan.
2.    Tujuan Khusus
Mendapatkan citra kasatmata dalam :
a.    Memperoleh citra perihal penerapan teori yang diperoleh dengan proses keperawatan melalui pengkajian.
b.    Memperoleh pengalaman secara kasatmata dalam merawat ibu dengan post partum di RS. Tk. II Pelamonia Makassar.
c.    Dapat menyusun perencanaan Asuhan keperawatan pada klien Ny. I dengan post partum aterm LBK.
d.    Dapat mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
D.    Manfaat Penulisan
1.    Sebagai salah satu syarat dalam menuntaskan pendidikan pada Jurusan Keperawatan Program Studi Keperawatan Tidung Politeknik Kesehatan Makassar.
2.    Sebagai materi masukan bagi rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya pada klien post partum
3.    Sebagai materi bacaan bagi tenaga perawat dan tim kesehatan lainnya dalam meningkatkan pelayanan perawatan kesehatan bagi ibu nifas.
E.    Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai dalam karya tulis ini sebagai berikut :
1.    Studi kepustakaan
Dalam studi kepustakaan ini penulis memperoleh informasi dari beberapa buku tumpuan yang berkaitan dengan dilema yang dibahas sebagai dasar teoritis yangn dipakai dalam penyusunan karya tulis ini.
2.    Studi kasus
Study masalah ini dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan yang dimulai dengan pengkajian, analisa data, merumuskan diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan. Untuk mencapai tahap diatas, dalam penulisan ini dipakai beberapa cara antara lain :
a.    Wawancara untuk melaksanakan pendekatan guna mencari data – data khususnya dari pasien maupun keluarga, tim kesehatan lainnya yang berkaitan dengan masalah tersebut.
b.    Observasi : penulis secara pribadi mengadakan pengamatan untuk melihat pribadi keadaan pasien selama dalam perawatan.
c.    Pemeriksaan : mulai dari kepala hingga dengan kaki.


3.    Studi dokumentasi
Dalam asuhan keperawatan ibu post partum aterm penulis mendapat data dari status penderita, data medik di ruang perawatan nifas RS. Tk. II Pelamonia Makassar.
4.    Metode diskusi
Penulis melaksanakan diskusi dengan petugas kesehatan, pembimbing klinik tentang  dilema pasien dan pemecahannya.
F.    Sistimatika Penulisan
Pada cuilan ini diuraikan sistematika penulisan untuk memperoleh citra yang terang dalam penyusunan karya tulis ini disusun secara sistematis dalam 5 bab, sebagai berikut :
BAB I    :    Pendahuluan
        Dalam cuilan ini menguraikan perihal latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II    :    Dalam cuilan ini penulis membahas perihal tinjauan teoritis masa nifas mencakup : konsep dasar medis yang terdiri dari pengertian, perubahan fisiologis, perubahan psikologis, perawatan dan pengawasan masa nifas dan konsep dasar asuhan keperawatan, mencakup : pengkajian keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan, penilaian keperawatan

BAB III    :    Tinjauan Kasus
Dalam cuilan ini akan membahas asuhan keperawatan pada Ny. I di RS. Tk. II Pelamonia Makassar dengan memakai metode pendekatan proses keperawatan yang mencakup pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB IV    :    Pembahasan
Pada cuilan ini membahas perihal kesenjangan antara teori dan praktek keperawatan yang telah dilaksanakan dengan fakta yang ada, dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian keperawatan hingga penilaian keperawatan.
BAB V    :    Penutup, cuilan ini membahas perihal kesimpulan yang merumuskan dari seluruh isi karya tulis dan saran – saran yang merupakan jawaban dari seluruh butir – butir yang dirumuskan.

BAB  II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Konsep Dasar Medis
1.    Pengertian
a.    Masa nifas (puerperium) ialah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali ibarat pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 ahad (Rustam Mochtar, 1998 Hal. 115).
b.    Masa puerperineum atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital gres pulih kembali ibarat sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Nifas dibagi dalam 3 periode :
1)    Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah higienis dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2)    Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
3)    Remote puerperineum ialah waktu yang dibutuhkan untuk pulih dan sehat sempurnya terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat tepat bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
(Rustam, Mochtar, 1998 Hal. 116).
2.    Perubahan fisiologis pada post partum/nifas.
a.    Sistem reproduksi
1)    Uterus
Proses involusi terjadi lantaran adanya :
a)    Autolysis ialah penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh lantaran adanya hyperplasia dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu hamil, akan susut kembali mencapai keadaan semula.
b)    Aktivitas otot-otot ialah adanya kontraksi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir yang dibutuhkan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah lantaran adanya pelepasan placenta dan mempunyai kegunaan untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan.

c)    Ischemia, disebut juga local anemia, yaitu kekurangan darah pada uterus. Kekurangan darah ini bukan saja disebabkan lantaran adanya kontraksi dan retraksi yang cukup usang tetapi disebabkan oleh pengurangan anutan darah yang pergi ke uterus di dalam masa hamil, lantaran uterus harus membesar mengikuti keadaan dengan pertumbuhan janin.
2)    Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks menganga ibarat corong berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang kala terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim ; setelah 2 jam sanggup dilalui oleh 2 – 3 jari dan setelah 7 hari hanya sanggup dilalui 1 jari.
3)    Lochia
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas dan dibagi dalam beberapa jenis.
a)    Lochia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
b)    Lochia sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir ; hari ke 3 – 7 pasca persalinan.
c)    Lochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 – 14 pasca persalinan.
d)    Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu.
4)    Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penitikberatan serta peregangan yang sangat besar selama melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama setelah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil.
5)    Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur lantaran sebelumnya beregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju pada postnatal hari ke- 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan.
6)    Payudara
Payudara akan menjadi lebih besar, lebih kencang dan mula-mula lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap/perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi
b.    Sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli setelah cuilan ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam setelah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menjadikan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu
c.    Sistem gastrointestinal
Buang air besar (BAB) tertunda selama 2 hingga 3 hari setelah melahirkan sebelum usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan masakan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak badan berkurang dan usus cuilan bawah sering kosong jikalau sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di kawasan perineum sanggup menghalangi impian ke belakang.
d.    Sistem kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akhir penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan kadar haemoglobin kembali normal pada heri ke- 5. meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun keadaannya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penitikberatan pada ambulasi dini.


e.    Sistem integumen
Pada waktu hamil terjadi pigmentasi kulit pada beberapa tempat lantaran proses hormonal. Pigmentasi ini berupa kloasma gravidarum pada pipi, hyperpigmentasi kulit dinding perut (striae gravidarum). Setelah persalinan hormonal berkurang dan hiperpigmentasi pun menghilang. Pada dinding perut akan menjadi putih mengkilap yaitu “striae albikan”.
3.    Perubahan psikologis pada ibu nifas.
Perubahan yang mendadak dan dramatis. Pada status hormonal menjadikan ibu yang berada dalam masa nifas menjadi sensitif terhadap faktor-faktor yang dalam keadaan normal maupun diatasinya. Di samping perubahan hormonal, cadangan fisiknya sering sudah terkuras oleh tuntutan kehamilan serta persalinan keadaan kurang tidur, lingkungan yang absurd baginya dan oleh kecemasannya akan bayi, suami atau anak-anaknya yang lain.
Meurut beberapa peneliti, mendapatkan kiprah sebagai orang renta ialah suatu proses yang terjadi dalam tiga tahap : (1) Ketergantungan, (2) Ketergantungan – ketidaktergantungan, dan (3) Saling ketergantungan (Hamilton, 1995).
a.    Tahap I : ketergantungan. Bagi beberapa ibu gres tahap ini terjadi pada hari ke- 1 dan ke-2. setelah melahirkan (Rubin, 1961) menjelaskan bahwa hari tersebut merupakan fase “taking-in” (menerima) waktu dimana ibu membutuhkan proteksi dan pelayanan. Ia memfokuskan energinya pada bayinya yang baru. Ia mungkin selalu membicarakan pengalaman melahirkan berulang-ulang, “taking-in” merupakan fakta bagi kiprahnya yang baru.
b.    Tahap 2 : ketergantungan-ketidaktergantungan. Tahap kedua mulai pada sekitar hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada ahad ke- 4 hingga ke- 5. Rubin menyebutnya sebagai fase “taking-hold”. Sampai hari ketiga ibu siap untuk mendapatkan kiprah barunya dan berguru perihal semua hal-hal baru. Namun demikian, tubuhnya mengalami perubahan yang sangat signifikan, sebagai akhir imbas hormonal yang sangat kuat, keluarlah ASI.
c.    Tahap 3 : saling ketergantungan, dimulai sekitar ahad ke- 5 hingga ke- 6 setelah melahirkan, sistem keluarga telah mengikuti keadaan dengan anggotanya yang baru. Tubuh pasien telah sembuh, peranan rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan seksualnya telah dilakukan kembali. Secara fisik ibu bisa untuk mendapatkan tanggung jawab normal dan tidak lagi mendapatkan “peran sakit”
4.    Perawatan dan pengawasan dalam masa nifas.
Perawatan post natal di rumah sakit berkisar sekitar 5 – 7 hari setelah persalinan normal : jikalau terdapat komplikasi atau intervensi, mungkin dibutuhkan waktu satu atau dua hari lebih lama. Perawatan dan observasi yang segera dilakukan terhadap ibu yang gres saja melahirkan ialah sebagai berikut :
a.    Suhu
Suhu badan diperiksa pagi dari sore hari. pada cuilan kebidanan, suhu badan yang melebihi 37,20C harus dilaporkan kepada bidan bangsal yang akan menghubungi dokter jikalau suhu tersebut naik di atas 37,50C.
Kenaikan suhu yang sedikit sering dijumpai pada sekitar hari ke- 4 dan mungkin menyertai acara payudara. Di lain pihak, setiap kenaikan suhu badan yang disebabkan oleh sepsis nifas, yaitu kelainan serius yang harus segera diatasi dengan terapi antibiotik.
b.    Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi dicatat dua kali sehari, normalnya frekuensi nadi relatif rendah selama ahad pertama setelah melahirkan. Denyut nadi yang cepat sanggup disebabkan oleh infeksi, khususnya jikalau disertai dengan kenaikan suhu tubuh.
c.    Tekanan darah
Setelah 24 jam pertama, tekanan darah diukur dua kali sehari hingga hari ke-4 dan kemudian diukur sekali sehari. Tekanan darah yang rendah sanggup memperlihatkan perdarahan post partum. Tekanan darah yang tinggi mengingatkan kita kemungkinan pre-eklampsia yang sanggup timbul setiap dikala dalam masa nifas sekalipun bencana ibarat ini jarang terjadi.
d.    Fundus uteri
Tinggi fundus uteri diukur serta dicatat setiap hari, dan fundus uteri dipalpasi dua kali sehari untuk memastikan bahwa uterus mengalami

TIPS DOWNLOAD : KLIK LINK TUNGGU 5 DETIK DAN SKIP ADD

KATA PENGANTAR DAN DAFTAR ISI
BABI
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
CAPTER
SAP
ASKEP

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Kti Asuhan Keperawatan Klien Ny. “I” Dengan Post Partum Aterm Lbk Primipara Hari Pertama Di Ruang Nifas Rs Tk. Ii Pelamonia"

Post a Comment